whatsapp btn

Langkah Talent Acquisition untuk Cegah Ghosting Kandidat

Hastin Lia • 23 Januari 2025 - 3 Min min read | Hiring

Talent Acquisition

Ghosting kandidat adalah fenomena di mana kandidat yang telah menjalani sebagian proses rekrutmen tiba-tiba menghentikan komunikasi tanpa pemberitahuan. Fenomena ini bisa sangat merugikan bagi perusahaan, terutama karena menghabiskan waktu dan sumber daya yang telah diinvestasikan dalam proses rekrutmen. Artikel ini akan membahas langkah-langkah yang dapat diambil oleh tim talent acquisition untuk mencegah ghosting kandidat dan memastikan proses rekrutmen berjalan lancar.

Baca juga: 4 Indikator Penting yang Harus Diperhatikan dalam Rekrutmen

Apa Itu Ghosting Kandidat?

Ghosting kandidat terjadi ketika seorang kandidat berhenti merespons komunikasi dari perusahaan, biasanya setelah tahap wawancara atau saat mendekati penawaran kerja. Dampak negatif dari ghosting kandidat termasuk hilangnya waktu, biaya tambahan, dan hilangnya kesempatan untuk merekrut talenta terbaik. Contoh kasus ghosting adalah ketika seorang kandidat yang telah menjalani tiga tahap wawancara tiba-tiba menghilang dan tidak bisa dihubungi lagi.

Mengapa Ghosting Kandidat Terjadi?

Ada beberapa alasan mengapa ghosting kandidat bisa terjadi. Kurangnya komunikasi yang efektif antara perekrut dan kandidat seringkali menjadi penyebab utama. Kandidat bisa merasa tidak dihargai atau bingung dengan kurangnya tindak lanjut dari perusahaan. Selain itu, proses rekrutmen yang terlalu lama dapat membuat kandidat kehilangan minat dan mencari peluang lain. Ketidakjelasan tentang tahapan selanjutnya dalam proses rekrutmen juga bisa membuat kandidat ragu dan akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan.

1. Meningkatkan Komunikasi dengan Kandidat

Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam mencegah ghosting kandidat. Penting untuk memastikan bahwa kandidat selalu mendapatkan informasi terbaru tentang status mereka dalam proses rekrutmen. Menggunakan alat komunikasi seperti email, panggilan telepon, dan platform pesan instan dapat membantu menjaga komunikasi tetap terbuka. Contoh praktis adalah mengirimkan email tindak lanjut setelah setiap tahap wawancara untuk memberi tahu kandidat tentang langkah selanjutnya dan perkiraan waktu yang dibutuhkan.

2. Mempercepat Proses Rekrutmen

Proses rekrutmen yang berlarut-larut dapat membuat kandidat kehilangan minat. Oleh karena itu, penting untuk mempercepat proses tanpa mengorbankan kualitas seleksi. Langkah-langkah praktis yang bisa diambil termasuk mengatur jadwal wawancara dengan lebih efisien, mengurangi jumlah tahap seleksi jika memungkinkan, dan mempercepat pengambilan keputusan. Contoh perusahaan yang berhasil mempercepat proses rekrutmen adalah dengan mengadakan wawancara panel yang melibatkan beberapa pewawancara sekaligus, sehingga menghemat waktu.

3. Memberikan Tindak Lanjut yang Jelas dan Tepat Waktu

Memberikan tindak lanjut yang jelas dan tepat waktu sangat penting untuk menjaga minat kandidat. Pastikan kandidat selalu tahu apa yang diharapkan dari mereka dan kapan mereka akan mendapatkan kabar berikutnya. Menggunakan sistem otomatisasi untuk mengirimkan email pengingat dan pembaruan status dapat membantu memastikan tidak ada komunikasi yang terlewat. Contoh praktis adalah mengirimkan email konfirmasi setelah setiap wawancara yang berisi ringkasan wawancara dan langkah selanjutnya dalam proses.

4. Membangun Hubungan yang Baik dengan Kandidat

Membangun hubungan yang baik dengan kandidat dapat membantu mencegah ghosting. Berikan perhatian pribadi dan tunjukkan bahwa Anda benar-benar tertarik pada kandidat sebagai individu, bukan hanya sebagai potensi karyawan. Mengadakan sesi perkenalan informal atau memberikan informasi lebih tentang budaya perusahaan bisa menjadi langkah awal yang baik. Contoh bagaimana hubungan yang baik dengan kandidat dapat meningkatkan retensi mereka adalah dengan memberikan umpan balik yang konstruktif dan menjaga keterbukaan selama seluruh proses rekrutmen.

5. Menggunakan Teknologi untuk Mendukung Proses Rekrutmen

Teknologi dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mencegah ghosting kandidat. Menggunakan alat dan platform teknologi seperti Applicant Tracking Systems (ATS), sistem manajemen hubungan kandidat (CRM), dan platform komunikasi seperti Slack atau Microsoft Teams dapat membantu menjaga keteraturan dan transparansi dalam proses rekrutmen. Contoh perusahaan yang sukses menggunakan teknologi untuk mendukung proses rekrutmen adalah dengan mengintegrasikan semua alat komunikasi dan pelacakan dalam satu platform, sehingga memudahkan koordinasi dan tindak lanjut.

Baca juga: Dampak Ketidakpatuhan Regulasi Perekrutan pada Bisnis

Kesimpulan

Mencegah ghosting kandidat memerlukan upaya proaktif dari tim talent acquisition. Dengan meningkatkan komunikasi, mempercepat proses rekrutmen, memberikan tindak lanjut yang jelas dan tepat waktu, membangun hubungan yang baik dengan kandidat, dan memanfaatkan teknologi, perusahaan dapat mengurangi risiko ghosting dan memastikan proses rekrutmen yang lebih efektif. Mengambil langkah-langkah ini tidak hanya akan membantu menjaga minat kandidat tetapi juga meningkatkan citra perusahaan sebagai tempat kerja yang profesional dan responsif.

Temukan lowongan pekerjaan di MSBU!

Bagikan Artikel Ini

Subscribe to our newsletter!