back to blog

Penjahat Digital: Apa dan Bagaimana Menghindari Cyber Crime?

Read Time 5 mins | 01 Agu 2025 | Written by: Andrian Putra

1 (6)

The Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) melaporkan 185 serangan digital di berbagai platform antara Januari dan Maret 2025.

Instagram mencatat jumlah insiden tertinggi, yaitu 74 (sekitar 40% dari total). SAFEnet mengaitkan hal ini dengan tingginya penggunaan Instagram dan tingginya aktivitas aktivisme serta aktivitas lain di platform tersebut yang sering menjadi target.

Bahkan yang terbaru, tindakan ada sebuah modus penipuan yang dilakukan dengan cara aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD). Pesan ini diungkapkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor lewat akun Instagram resminya @disdukcapilkotabogor. 

Pelaku mempromosikan aktivasi aplikasi IKD secara online dan meminta informasi pribadi penduduk dengan alasan sebagai syarat untuk mendapatkan layanan itu. Selanjutnya, pelaku meminta korban untuk menginstal aplikasi IKD/KTP Digital yang dikirim melalui WhatsApp yang pada akhirnya, tujuan utamanya adalah untuk dapat mengakses data pribadi korban.

Lantas, Apa Itu Cyber Crime?

Cyber Crime (Kejahatan Siber) adalah setiap jenis kejahatan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital atau internet sebagai alat utama untuk melakukan tindakan kriminal. Umumnya kejahatan siber melibatkan komputer, perangkat digital, atau jaringan sebagai target, alat, atau tempat kejahatan terjadi.

Berikut beberapa contoh kejahatan siber yang marak terjadi:

  1. Phishing
    Phishing merupakan penipuan dengan berpura-pura sebagai entitas terpercaya (seperti bank atau lembaga resmi) untuk mendapatkan informasi pribadi seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau OTP seperti contohnya email palsu yang mengarahkan korban ke situs tiruan bank untuk mencuri data pribadi korban.
  2. Hacking
    Hacking merupakan suatu kegiatan di mana individu berupaya mengeksploitasi celah dalam sistem atau jaringan komputer untuk memperoleh akses yang tidak sah demi mengubah atau mencuri data yang seharusnya tidak bisa diakses. Contohnya adalah Pembobolan database perusahaan untuk mencuri data pelanggan.
  3. Online Scam (Penipuan Online)
    Online Scam (Penipuan Online) merupakan cara penipuan yang terjadi melalui internet seperti penipuan dalam perdagangan, investasi bodong, atau pinjaman yang tidak nyata. 
  4. Identity Theft (Pencurian Identitas)
    Pencurian identitas, atau identity theft, merupakan suatu kejahatan di mana individu mengambil data pribadi seseorang untuk digunakan secara tidak sah, seperti mendirikan rekening baru, mengajukan kredit, atau melakukan transaksi tanpa persetujuan.

Di zaman digital, kejahatan siber dan pencurian identitas semakin banyak terjadi karena informasi pribadi mudah diakses serta disalahgunakan. Maka dari itu sangat penting bagi kita semua untuk bisa menjaga dan menempatkan data pribadi pada tempat yang aman.

Baca juga: Digital Ecosystem: Side Hustle Berbasis Komunitas Digital

Data Apa yang Harus Dilindungi?

Sebuah hal yang sangat penting di era digital seperti sekarang ini untuk melindungi data pribadi. Memastikan data pribadi tersimpan di tempat yang aman adalah salah satu cara paling penting untuk menghindari kejahatan siber.

Adapun data pribadi bisa dikelompokkan menjadi data umum dan data spesifik. Berikut ini adalah beberapa pribadi yang wajib dilindungi pada era digital seperti saat ini.

  • Data Umum (Identitas)
    Data umum atau identitas merupakan informasi fundamental yang digunakan untuk mengenali atau mengidentifikasi individu, organisasi, atau entitas tertentu. Data ini bersifat administratif atau pribadi dan umumnya dimanfaatkan dalam dokumen resmi, keanggotaan, atau sistem informasi. Data umum dapat berupa: 
    a. Nama Lengkap
    b. Tempat, Tanggal Lahir
    c. Jenis Kelamin
    d. Kewarganegaraan
    e.  Agama
    f. Alamat & Nomor Telepon
  • Data Spesifik
    Data spesifik merupakan data yang lebih detail dan komprehensif dibandingkan data umum atau identifikasi. Data ini umumnya mencerminkan ciri khusus, situasi tertentu, kebiasaan, preferensi, atau perilaku seseorang atau entitas, dan sering dimanfaatkan untuk analisis, segmentasi, atau tujuan tertentu yang lebih teknis.  Data spesifik dapat berupa:
    a. Data Kesehatan
    b. Data Biometrik
    c. Data Genetika
    d. Data Anak
    e. Data Keuangan Pribadi
    f. Data Lainnya Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan

Data pribadi diatas mencerminkan elemen penting dalam kehidupan individu, seperti identitas, perilaku, dan keadaan pribadi. Tanpa adanya perlindungan, orang lain dapat mengetahui informasi yang seharusnya bersifat pribadi. 

Informasi pribadi harus dilindungi karena berkaitan dengan privasi, keamanan, dan hak-hak individu. Apabila data pribadi disalahgunakan atau terungkap, akibatnya dapat sangat merugikan, baik dari segi finansial, sosial, maupun psikologis.

Bagaimana Tips Mencegah Kejahatan Siber?

Mencegah kejahatan siber sangat penting karena dunia digital kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah 5 tips penting untuk mencegah kejahatan siber:

  • Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Unik
    Ciptakan kata sandi yang kuat dan rumit (gabungan huruf kapital, huruf kecil, angka, dan tanda baca) dan jangan gunakan kata sandi yang identik untuk banyak akun di berbagai platform.
  • Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
    2FA menambah lapisan perlindungan tambahan dengan meminta konfirmasi ekstra (seperti kode dari SMS atau aplikasi) selain dari password. Sehingga hanya pemilik akun yang bisa membuka akses.
  • Perbarui Perangkat Lunak Secara Berkala
    Pembaruan perangkat lunak biasanya membawa perbaikan keamanan yang bisa melindungi dari ancaman digital. Baiknya pembaruan perangkat lunak dilakukan secara berkala.
  • Waspadai Email dan Tautan Mencurigakan
    Hindari klik sembarangan tautan atau membuka lampiran dari pengirim yang tidak dikenal atau email yang mencurigakan. Sebelum membuka link mencurigakan pastikan dahulu pengirim benar benar kredibel.
  • Gunakan Koneksi Internet yang Aman
    Jauhi penggunaan Wi-Fi publik yang tidak terlindungi untuk transaksi yang berisiko. Manfaatkan VPN (Jaringan Privat Virtual) untuk mengamankan koneksi internet Anda.

Baca juga: Remote Collaboration: Tren Kerja Masa Kini yang Efektif

Bagaimana Mencegah Kejahatan Siber Skala Organisasi?

FRC Ecosystem bersama SiberMate berkolaborasi untuk memberi solusi kaitannya dengan kejahatan siber khususnya pada skala besar seperti organisasi atau perusahaan. Lalu apa itu SiberMate?

SiberMate adalah aplikasi Human Risk Management (HRM) berbasis cloud yang dirancang untuk mengelola risiko siber karyawan secara sederhana dan otomatis. Dengan fitur-fitur seperti pelatihan kesadaran siber, simulasi phishing, pemantauan kebocoran, manajemen kebijakan, serta pelaporan risiko yang terintegrasi, proses mitigasi risiko dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

Promo diskon produk dan layanan SiberMate hadir pada kolaborasi ini khususnya ditujukan untuk member FRC Ecosystem. Bahkan, selain promo diskon hingga 15%, ada juga program referral spesial pada kolaborasi ini bagi setiap orang yang bisa mereferensikan SiberMate ke siapapun yang membutuhkan. Selengkapnya kamu dapat mengunjungi https://sibermate.com/ atau mengikuti program kolaborasi pada  https://bit.ly/FRC_SiberMate  

Andrian Putra

Penggerak komunitas digital yang aktif membagikan cerita dan wawasan seputar peran komunitas dalam perkembangan dunia IT.

Floating WhatsApp Button - Final Code (Text Box Smaller All)
WhatsApp Icon Buna