Dunia Semakin Terkoneksi: Data Kita Semakin Terancam
Read Time 4 mins | 24 Okt 2025 | Written by: Andrian Putra
Di zaman digital sekarang, dunia terasa lebih sempit dan semua orang bisa terkoneksi dari manapun berada. Jaringan internet, platform media sosial, dan teknologi cloud telah menyatukan miliaran orang hanya dengan beberapa ketukan jari. Namun, di balik kenyamanan dan kecepatan informasi, terdapat ancaman yang semakin mengintai dalam hal perlindungan data pribadi.
Setiap hari, kita tidak sadar memberikan informasi pribadi mulai dari nama, lokasi, hingga pola belanja semisal ketika menggunakan aplikasi, berbelanja secara daring, atau hanya menjelajah di media sosial. Data ini menjadi “emas digital” untuk perusahaan dan pelaku kejahatan siber.
Saat sistem tidak dilengkapi dengan perlindungan yang tangguh, data kita bisa disalahgunakan untuk penipuan, pencurian identitas, bahkan serangan siber yang lebih rumit yang tentunya sangat berbahaya bagi diri sendiri, keluarga ataupun organisasi.
Meningkatnya Kasus Kebocoran Data
Kejadian kebocoran data kini semakin lazim terjadi di berbagai sektor, baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta. Dampaknya tidak hanya merugikan secara keuangan, tetapi juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan data digital.
Ironisnya, semakin banyak aplikasi yang kita manfaatkan, semakin besar jejak digital yang kita ciptakan dan semakin tinggi juga kemungkinan risiko terkena kejahatan siber. Adapun beberapa insiden kejahatan siber yang berhasil kami rangkum sebagai berikut:
- Dikutip dari laman (csirt.or.id, 2023) dalam (Tempo, 2025), di Indonesia tercatat lebih dari 350 juta insiden serangan siber yang menyebabkan kerugian setidaknya sebesar 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 15,9 miliar.
- Berdasarkan (Verizon Data Breach Investigations Report (DBIR), 2023) sebanyak 74% dari lonjakan serangan siber melibatkan faktor manusia (Human Error).
- Berdasarkan (State of Human Risk, 2025) sebanyak 95% kebocoran data (data breach).
- Berdasarkan (IBM Cost of Data Breach Report, 2023) sebanyak $4.45 Million (±Rp69 Miliar) kerugian atas kejahatan siber Salah satunya akibatnya yaitu Human Error.
- Berdasar (CNBC Indonesia, 2024) Email Palsu RI-Nigeria Rugikan Perusahaan Singapura Rp32 Miliar.
Beberapa kasus diatas menunjukkan betapa bahaya dan merugikannya Kejahatan Siber. Konektivitas global merupakan sesuatu yang tak terelakkan, namun keamanan digital harus dijadikan prioritas bersama.
Baca juga: Era Digital: Siapa yang Beradaptasi, Dialah yang Bertahan
Jenis Kejahatan Siber dan Pentingnya Kesadaran serta Perlindungan Diri
Ada banyak sekali cara yang dilakukan oleh Penjahat Siber dalam melakukan aksinya untuk mencuri data dan melakukan kejahatan digital lainnya. Berikut beberapa contoh Kejahatan Siber yang harus dihindari:
- Social Engineering
Social Engineering merupakan metode manipulasi psikologis oleh penjahat siber untuk mempengaruhi individu agar memberikan informasi sensitif atau lainnya seperti Phising, Smishing, Vishing, Pretexting, Baiting, Dll. - Hacking
Peretasan terjadi saat seseorang masuk ke dalam sistem atau jaringan komputer secara ilegal. Tujuannya dapat bervariasi, mulai dari mencuri informasi, merusak sistem, hingga mengawasi kegiatan pengguna - Malware
Malware adalah software berbahaya yang dibuat untuk merusak, mengontrol, atau mencuri informasi dari sistem target. - Cyberbullying (Perundungan Daring)
Cyberbullying terjadi dengan cara merendahkan, mengintimidasi, atau mempermalukan individu melalui platform media sosial, forum, atau pesan daring. Konsekuensinya dapat sangat parah, terutama terkait kesehatan mental para korban.
Penting bagi setiap individu untuk tahu (cyber aware) dalam mengidentifikasi, memahami, dan mencegah ancaman digital yang mungkin muncul.
Tanpa pengertian yang mendalam, pengguna bisa dengan mudah mengakses link yang berisiko, menyediakan informasi pribadi tanpa konfirmasi, memakai kata sandi yang mudah retas. Langkah-langkah kecil semacam ini dapat menjadi celah bagi pelaku kejahatan siber.
FRC Synergy Series 3
Cybersecurity Readiness: Langkah Nyata Menghadapi Ancaman Siber

Pada 17 Oktober 2025 telah terlaksana online class FRC Synergy Series ke-3. Oleh Speaker utama kita yaitu Afrizal (IT Security & Operations - MSBU), para peserta mendapatkan insight berharga seputar strategi nyata menghadapi ancaman siber dari para praktisi di bidangnya.
Pada kelas kali ini juga, peserta belajar bagaimana Penjahat Siber melangsungkan aksinya serta bagaimana cara untuk kita mencegah agar terhindar dari Kejahatan Siber. Adapun berikut beberapa hal penting agar terhindar dari Kejahatan Siber:
Prevention [Tech]
Penting bagi kita untuk mencegah agar Penjahat Siber sulit untuk meretas data atau masuk ke sistem kita dengan:
- Aktifkan 2FA/MFA di semua akun penting
- Ganti password secara rutin dengan karakter unik dan acak
- Update sistem dan aplikasi secara berkala
- Gunakan VPN resmi
- Gunakan software atau aplikasi hanya dari sumber resmi
Process
Teknologi saja tentu belum cukup untuk mencegah bahaya kejahatan siber. Berikut ini beberapa langkah agar kejahatan siber semakin sulit meretas data atau masuk ke sistem kita:
- Laporkan segera ke IT Security jika melihat aktivitas mencurigakan
- Validasi informasi & link apapun sebelum klik atau mengunduh
- Pisahkan ruang kerja dan pribadi untuk keamanan data yang lebih baik
Habituation
Kejahatan Siber selalu mengancam setiap saat dan dimana saja. Perlu bagi kita membangun kebiasaan yang positif untuk menghindari kejahatan siber dengan:
- Terapkan prinsip Zero Trust, selalu waspada dan curiga
- Bangun budaya sadar keamanan lewat pelatihan rutin
- Saling mengingatkan, keamanan itu tanggung jawab bersama
Mari bergabung dengan FRC Ecosystem agar tidak tertinggal dengan berbagai update teknologi. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi kami di https://msbu.co.id/id/frc

.png?width=680&height=453&name=1%20(9).png)