back to blog

Tips Mengatasi Jawaban Klise dalam Interview

Read Time 5 mins | 25 Jul 2025 | Written by: Nur Rachmi Latifa

serious-unconvinced-diverse-hr-managers-interviewing-male-job-applicant

Dalam proses rekrutmen IT, interview menjadi salah satu tahap paling krusial untuk menilai kecocokan dan kemampuan teknis seorang kandidat. Namun, interview kandidat IT sering kali dipenuhi jawaban-jawaban klise yang kurang mencerminkan kemampuan sebenarnya seorang kandidat. Banyak pelamar memberikan pernyataan umum seperti “saya pekerja keras” atau “saya senang belajar hal baru” tanpa disertai bukti konkret yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar. Hal ini membuat pewawancara kesulitan membedakan kandidat yang benar-benar kompeten dari mereka yang hanya memberikan jawaban aman.

Mengapa Jawaban Klise Harus Dihindari

Jawaban klise seperti "saya pekerja keras" atau "saya suka tantangan" terdengar aman, namun tidak memberikan informasi yang cukup untuk menilai kompetensi dan pengalaman kandidat secara objektif. Dalam dunia rekrutmen yang semakin kompetitif, jawaban seperti ini cenderung membuat pewawancara kehilangan gambaran nyata tentang bagaimana kandidat bekerja dalam situasi sebenarnya. Tanpa konteks dan contoh konkret, sulit bagi pewawancara untuk memahami nilai tambah yang bisa dibawa oleh kandidat ke dalam tim atau proyek yang sedang dijalankan.

Dalam interview kandidat IT, pewawancara mencari bukti konkret, bukan sekadar pernyataan umum. Mereka ingin tahu bagaimana seorang kandidat menyelesaikan masalah teknis, berkontribusi dalam tim, atau menghadapi tekanan saat mengelola proyek. Jika jawaban yang diberikan terlalu umum dan tidak spesifik, peluang untuk menunjukkan keunikan dan kekuatan pribadi pun ikut hilang. Oleh karena itu, penting bagi kandidat untuk mengganti jawaban-jawaban klise dengan cerita atau pengalaman yang nyata dan relevan dengan posisi yang dilamar. Berikut ini adalah beberapa tips praktis yang dapat membantu Anda mengatasi jawaban klise dalam interview kandidat IT.

Baca juga: Rahasia Lolos Case Interview: Strategi dan Teknik Penting

1.  Hindari Jawaban Umum dan Klise

Salah satu kesalahan paling umum dalam interview adalah memberikan jawaban yang terdengar bagus di permukaan, tetapi sebenarnya tidak menjelaskan apa pun—misalnya, “saya pekerja keras” atau “saya bisa bekerja dalam tim.” Jawaban seperti ini terlalu generik dan tidak memberikan gambaran nyata tentang siapa Anda atau bagaimana Anda bekerja. Bagi pewawancara, pernyataan semacam ini tidak cukup untuk menilai apakah Anda cocok dengan posisi yang dilamar, terutama di dunia IT yang menuntut bukti keterampilan dan pencapaian yang jelas.

Daripada berkata “saya pekerja keras”, lebih baik berikan ilustrasi dari pengalaman nyata. Misalnya: “Dulu saat mengerjakan proyek X, saya menghadapi masalah Y. Saya menghabiskan waktu ekstra untuk mempelajari solusi dan berhasil menyelesaikan proyek tepat waktu.” Kalimat seperti ini tidak hanya menunjukkan bahwa Anda pekerja keras, tetapi juga memperlihatkan inisiatif, kemampuan memecahkan masalah, dan komitmen terhadap hasil. Dengan menyampaikan cerita spesifik seperti ini, Anda membantu pewawancara memahami nilai Anda secara lebih konkret dan autentik.

2.  Gunakan Metode STAR

Metode STAR adalah salah satu cara paling efektif untuk menyampaikan jawaban yang terstruktur dan meyakinkan dalam interview, terutama di bidang IT. STAR merupakan singkatan dari Situation, Task, Action, dan Result. Anda mulai dengan menjelaskan situation atau latar belakang peristiwa, lalu menguraikan task atau tanggung jawab yang Anda emban. Setelah itu, ceritakan secara jelas action atau langkah-langkah yang Anda ambil, dan tutup dengan result atau hasil dari tindakan tersebut. Struktur ini membantu pewawancara memahami cara berpikir dan pendekatan Anda dalam menyelesaikan suatu tantangan.

Misalnya, dalam sebuah kasus nyata: “Saat menangani masalah jaringan di kantor (Situation), tugas saya adalah mencari penyebab dan memperbaikinya (Task). Saya menggunakan tools X dan Y untuk mendiagnosis masalah, lalu saya mengganti komponen Z (Action). Hasilnya, jaringan kembali normal dalam waktu 2 jam (Result).” Jawaban seperti ini menunjukkan kemampuan teknis Anda sekaligus menyampaikan hasil kerja secara terukur. Dengan menggunakan metode STAR, Anda tidak hanya terdengar lebih profesional, tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang kontribusi yang bisa Anda berikan.

3. Fokus pada Keterampilan yang Relevan

Salah satu kunci sukses dalam interview adalah mampu mengenali keterampilan apa yang paling dibutuhkan untuk posisi yang Anda lamar. Informasi ini bisa ditemukan dari deskripsi pekerjaan, kualifikasi yang diminta, serta proyek-proyek yang sedang dijalankan perusahaan. Dengan memahami kebutuhan tersebut, Anda bisa menyesuaikan jawaban agar lebih tepat sasaran. Ini penting karena pewawancara tidak hanya ingin tahu apa yang bisa Anda lakukan, tetapi apakah keahlian Anda benar-benar relevan dengan tantangan di posisi tersebut.

Misalnya, jika Anda melamar sebagai programmer, soroti pengalaman menggunakan framework yang disebutkan dalam lowongan, seperti Django atau React. Untuk posisi network engineer, tekankan keterampilan dalam konfigurasi jaringan atau troubleshooting menggunakan tools tertentu. Sementara bagi data analyst, tunjukkan penguasaan Anda atas Python, SQL, atau visualisasi data dengan Tableau. Daripada menyebutkan “saya bisa coding” secara umum, ubah menjadi, “Saya membangun dashboard performa tim penjualan dengan Python dan Pandas, yang membantu manajemen mengambil keputusan lebih cepat.” Pendekatan seperti ini membuat keterampilan Anda terasa nyata dan kontekstual.

4. Berikan Contoh Konkret

Dalam interview, pernyataan tanpa bukti hanya akan terdengar seperti klaim kosong. Itulah mengapa memberikan contoh konkret sangat penting, terutama jika disertai data atau hasil yang bisa diukur. Pewawancara ingin melihat dampak nyata dari kontribusi Anda, bukan hanya mendengar bahwa Anda "berhasil menyelesaikan proyek". Angka performa, persentase peningkatan, atau waktu penyelesaian proyek adalah cara yang efektif untuk menunjukkan nilai Anda secara objektif.

Misalnya, daripada berkata “saya meningkatkan performa aplikasi”, akan jauh lebih kuat jika Anda mengatakan, “Dalam proyek X, saya berhasil meningkatkan performa aplikasi dengan mengoptimalkan algoritma pencarian, sehingga waktu respon turun sebesar 15%.” Kalimat ini tidak hanya konkret, tetapi juga menunjukkan pemahaman teknis dan hasil kerja yang terukur. Agar sukses dalam interview kandidat IT, berikan contoh konkret yang relevan dengan peran yang dilamar, karena itu yang membedakan kandidat yang biasa dari yang luar biasa.

5. Tunjukkan Antusiasme dan Minat

Menunjukkan antusiasme dan minat yang tulus terhadap perusahaan tempat Anda melamar bisa menjadi pembeda yang kuat di mata pewawancara. Kandidat yang melakukan riset terlebih dahulu akan lebih siap dalam menjawab pertanyaan seputar motivasi dan kecocokan budaya kerja. Ketika Anda memahami visi, produk, atau proyek terkini perusahaan, Anda bisa menunjukkan bahwa ketertarikan Anda bukan sekadar karena sedang mencari pekerjaan, melainkan karena Anda benar-benar ingin menjadi bagian dari tim tersebut.

Misalnya, daripada mengatakan, “Saya tertarik bekerja di sini karena perusahaannya besar,” akan jauh lebih meyakinkan jika Anda menyampaikan, “Saya sangat tertarik dengan visi perusahaan yang berfokus pada inovasi teknologi. Setelah membaca tentang keberhasilan produk A dan inisiatif B, saya merasa pendekatan perusahaan sangat sejalan dengan nilai pribadi saya dalam membangun solusi yang berdampak.” Jawaban seperti ini tidak hanya menunjukkan ketertarikan, tapi juga koneksi personal yang jujur dan relevan.

6. Jadilah Diri Sendiri dan Jujur

Keaslian dan kejujuran adalah kualitas yang sangat dihargai dalam proses interview, bahkan melebihi jawaban yang terdengar sempurna tapi dibuat-buat. Pewawancara yang berpengalaman bisa dengan mudah membedakan mana jawaban yang benar-benar mencerminkan pengalaman dan nilai kandidat, dan mana yang sekadar dikarang agar terdengar mengesankan. Menjadi diri sendiri tidak berarti Anda boleh asal menjawab, tapi justru menunjukkan bahwa Anda memiliki integritas dan percaya diri untuk menyampaikan kelebihan sekaligus keterbatasan Anda secara jujur.

Contohnya, jika Anda ditanya tentang pengalaman menggunakan teknologi tertentu yang belum pernah Anda pakai, alih-alih mengarang cerita, Anda bisa menjawab, “Saya belum pernah menggunakan tools tersebut secara langsung, tetapi saya sangat antusias untuk mempelajarinya. Saya pernah menghadapi situasi serupa sebelumnya saat mempelajari X, dan berhasil menguasainya dalam waktu singkat.” Jawaban ini menunjukkan bahwa Anda terbuka, jujur, dan punya sikap pembelajar—tiga hal yang sangat dihargai oleh rekruter, terutama dalam industri IT yang selalu berkembang.

Baca juga: Interview Kerja Gagal? Mungkin Kamu Perlu Melakukan Ini

Kesimpulan

Menghindari jawaban klise dalam interview kandidat IT adalah langkah awal untuk menunjukkan siapa diri Anda sebenarnya dan sejauh mana kemampuan Anda relevan dengan posisi yang dilamar. Dengan memberikan jawaban yang spesifik, menggunakan metode STAR, menyoroti keterampilan yang tepat, menyampaikan contoh konkret, menunjukkan antusiasme, serta tetap jujur dan autentik, Anda akan tampil lebih meyakinkan di mata pewawancara. Persiapan yang matang, kejujuran, dan relevansi adalah kunci sukses dalam proses ini. Persiapkan interview kandidat IT Anda dengan menjauh dari jawaban klise dan tampilkan kemampuan terbaik Anda!

Temukan Lowongan Pekerjaan Di MSBU Konsultan!

 
Nur Rachmi Latifa

Penulis yang berfokus memproduksi konten seputar Cybersecurity, Privacy, IT dan Human Cyber Risk Management.

Floating WhatsApp Button - Final Code (Text Box Smaller All)
WhatsApp Icon Buna