Blog MSBU | Tips & Insight Dunia IT Recruitment

Perbedaan Mentoring dan Coaching: Mana yang Kamu Butuhkan?

Written by Hastin Lia | 08 Jul 2025

Coaching sering dianggap mirip dengan mentoring, terutama saat anda sedang mencari cara untuk berkembang secara pribadi maupun profesional. Di tengah derasnya tuntutan pengembangan diri dan karier, mungkin anda pernah berpikir: “Saya butuh seseorang untuk bantu saya berkembang, tapi apakah saya butuh mentor atau coach?” Pertanyaan ini wajar muncul, karena coaching dan mentoring sama-sama berbicara soal bimbingan, pengembangan, dan pertumbuhan. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, keduanya memiliki pendekatan, peran, dan tujuan akhir yang berbeda. Artikel ini akan membantu anda memahami perbedaan mendasar antara mentoring dan coaching, serta membantu menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan anda saat ini.

Apa Itu Mentoring?

Mentoring adalah proses bimbingan dari seseorang yang sudah lebih berpengalaman di bidang tertentu kepada orang yang lebih junior. Seorang mentor biasanya adalah seseorang yang “pernah ada di posisi anda”, dan membagikan pengalaman, nasihat, serta insight pribadi agar anda bisa menghindari kesalahan serupa atau mengambil langkah yang lebih baik.

Misalnya, jika anda adalah seorang fresh graduate yang baru mulai bekerja di dunia marketing, lalu anda memiliki mentor yang sudah 10 tahun bekerja sebagai marketing manager. Ia bisa membagikan pengalaman real-nya: bagaimana menyusun campaign, menangani klien sulit, atau bahkan mengatur waktu saat deadline menumpuk. Hubungan ini biasanya bersifat jangka panjang dan informal. Kadang mentoring bisa terjadi tanpa sengaja—misalnya ketika senior anda di kantor secara aktif membimbing dan mendukung anda tanpa ada perjanjian resmi.

Hal yang paling menonjol dari mentoring adalah adanya unsur pengalaman. Seorang mentor tidak hanya mengajari anda “apa yang harus dilakukan”, tapi juga berbagi cerita “bagaimana mereka pernah melaluinya”. Anda bisa belajar dari keberhasilan dan kegagalan mereka, dan itu sangat membantu untuk mempercepat perkembangan karier anda.

Baca juga: Employee Engagement Rendah? Ini Dampaknya ke Bisnismu

Apa Itu Coaching?

Berbeda dari mentoring, coaching adalah proses yang lebih terstruktur dan fokus pada pencapaian tujuan tertentu. Seorang coach bukanlah orang yang harus lebih berpengalaman dari anda dalam bidang yang anda geluti. Bahkan, coach yang baik tidak selalu datang dari industri yang sama. Mengapa? Karena tugas utama coach bukan memberikan solusi, melainkan membantu anda menemukan solusi itu sendiri.

Coaching biasanya dilakukan secara formal, terjadwal, dan berfokus pada target tertentu. Misalnya, anda sedang merasa stuck dalam pekerjaan—kurang semangat, bingung menentukan arah karier, atau ingin meningkatkan kemampuan leadership. Dalam sesi coaching, coach akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif, menggali nilai-nilai pribadi anda, dan mendorong anda untuk merumuskan rencana aksi sendiri. Prosesnya sangat personal dan fokus pada pengembangan potensi yang sudah anda miliki.

Coaching juga sering dilakukan dalam konteks profesional, dan banyak organisasi saat ini menyediakan layanan coaching bagi karyawannya—terutama untuk posisi manajerial atau level eksekutif.

Perbedaan Utama antara Mentoring dan Coaching

Setelah memahami definisinya, mari kita bedah beberapa perbedaan utama antara mentoring dan coaching secara lebih praktis:

1. Fokus Hubungan: Pengalaman vs Potensi

Mentoring berfokus pada transfer pengalaman. Anda belajar dari apa yang sudah dilakukan mentor anda sebelumnya. Sementara coaching berfokus pada menggali potensi anda sendiri. Seorang coach tidak akan mengatakan, “Saya dulu melakukan ini,” tapi akan bertanya, “Apa menurut anda yang terbaik untuk anda lakukan sekarang?”

2. Durasi dan Struktur: Fleksibel vs Formal

Hubungan mentoring cenderung lebih fleksibel dan bisa berlangsung jangka panjang. Kadang mentoring berjalan secara organik, tanpa jadwal atau kontrak. Coaching biasanya lebih terstruktur, memiliki jadwal, tujuan spesifik, dan bahkan kontrak kerja sama. Misalnya: 6 sesi selama 3 bulan, dengan target meningkatkan performa kerja.

3. Gaya Komunikasi: Nasihat vs Pertanyaan

Mentor cenderung memberi arahan berdasarkan pengalaman: “Kalau saya, saya akan begini.” Sedangkan coach cenderung bertanya agar anda sendiri yang menemukan jawabannya: “Apa yang menghalangi anda?” atau “Apa langkah terkecil yang bisa anda lakukan minggu ini?”

4. Tujuan Akhir: Karier Jangka Panjang vs Target Spesifik

Mentoring sering kali menyentuh area yang lebih luas dan jangka panjang, seperti arah karier, nilai-nilai kerja, atau etika profesional. Coaching cenderung lebih fokus: menyelesaikan masalah performa, meningkatkan skill komunikasi, atau mengelola konflik tim.

Kapan Anda Butuh Mentoring?

Anda butuh mentor ketika anda ingin meniti jalur karier tertentu dan merasa butuh “pemandu jalan” yang sudah pernah menempuh jalur itu. Mentoring sangat cocok untuk anda yang masih baru di dunia kerja, sedang belajar memahami industri, atau ingin memperluas perspektif profesional dari orang yang sudah berpengalaman.

Contohnya:

  • Anda ingin pindah dari peran operasional ke peran manajerial.
  • Anda sedang membangun karier di bidang baru dan butuh bimbingan dari senior.
  • Anda butuh seseorang yang bisa mendampingi perjalanan karier anda dalam jangka panjang.

Mentor bisa membantu anda membangun jejaring, mengenalkan anda ke komunitas tertentu, bahkan jadi sounding board ketika anda mengambil keputusan besar dalam pekerjaan.

Kapan Anda Butuh Coaching?

Anda butuh coach ketika anda ingin mengembangkan potensi diri dan mencapai target tertentu dalam waktu yang lebih terstruktur. Coaching cocok ketika anda sudah tahu “apa yang ingin dicapai”, tapi belum tahu “bagaimana cara mencapainya”. Atau ketika anda butuh dorongan, clarity, dan accountability.

Contohnya:

  • Anda merasa jenuh dalam pekerjaan, tapi tidak tahu harus mulai dari mana untuk berubah.
  • Anda ingin menjadi pemimpin tim yang lebih baik.
  • Anda ingin meningkatkan produktivitas atau kemampuan komunikasi anda di kantor.

Coaching akan membantu anda mengevaluasi pikiran, kebiasaan, dan hambatan internal yang menghambat pertumbuhan anda. Proses coaching sangat personal dan biasanya menghasilkan insight yang dalam.

Bisa Nggak, Punya Keduanya?

Tentu bisa! Bahkan banyak orang sukses di dunia profesional saat ini memiliki mentor dan coach secara bersamaan. Keduanya saling melengkapi, karena fungsinya berbeda.

Misalnya, anda bisa punya mentor untuk diskusi tentang arah karir di industri yang anda jalani, sekaligus punya coach untuk membantu meningkatkan kemampuan komunikasi anda dalam 3 bulan ke depan. Mentor memberi anda peta dan cerita perjalanan, coach membantu anda memutuskan langkah mana yang ingin anda ambil hari ini.

Yang paling penting adalah anda mengenali kebutuhan anda sendiri. Jangan memilih mentor hanya karena “semua orang punya mentor”, atau menyewa coach hanya karena itu sedang tren. Pahami dulu posisi anda saat ini, tantangan yang sedang dihadapi, dan hasil seperti apa yang anda inginkan.

Baca juga: 7 Keuntungan Kerja Asynchronous untuk Tim Remote

Kesimpulan

Mentoring dan coaching adalah dua metode pengembangan diri yang sama-sama bermanfaat, tapi punya pendekatan dan tujuan yang berbeda. Kalau anda sedang mencari panduan jangka panjang dari seseorang yang lebih berpengalaman, maka mentoring adalah jawabannya. Tapi kalau anda ingin mencapai tujuan spesifik dalam waktu yang lebih terukur, maka coaching bisa jadi pilihan terbaik.

Yang terpenting bukan sekadar memilih mentor atau coach, tapi bagaimana anda bisa memanfaatkan hubungan tersebut untuk tumbuh. Aktiflah dalam prosesnya, terbuka terhadap feedback, dan terus refleksi terhadap perubahan yang terjadi dalam diri anda. Karena pada akhirnya, orang yang paling bertanggung jawab atas perkembangan diri anda adalah… ya, anda sendiri.

Temukan Lowongan Pekerjaan Di MSBU!