Blog MSBU | Tips & Insight Dunia IT Recruitment

Perbedaan OKR vs KPI: Mana yang Lebih Efektif untuk Perusahaan Modern?

Written by Nur Rachmi Latifa | 28 Nov 2025

Dalam dunia bisnis yang semakin cepat berubah, perusahaan modern membutuhkan sistem yang mampu memastikan setiap karyawan bergerak menuju tujuan yang sama. Di sinilah dua istilah populer sering muncul: OKR (Objectives and Key Results) dan KPI (Key Performance Indicators). Keduanya digunakan untuk mengukur kinerja, namun dengan pendekatan yang berbeda. KPI cenderung menilai hasil yang sudah terjadi, sementara OKR mendorong arah dan pertumbuhan yang ingin dicapai. Lalu, mana yang lebih efektif untuk perusahaan modern—OKR atau KPI?

Apa Itu KPI?

Dalam dunia bisnis, KPI (Key Performance Indicator) menjadi alat penting untuk menilai seberapa efektif organisasi, tim, atau individu dalam mencapai tujuannya. KPI memberikan gambaran kuantitatif yang jelas mengenai performa, sehingga manajemen dapat melihat sejauh mana target berhasil dicapai. Biasanya, KPI digunakan dalam berbagai departemen untuk memastikan setiap aspek operasional berjalan sesuai arah strategis perusahaan. Misalnya, beberapa contoh KPI yang umum digunakan antara lain:

  • KPI Marketing: Jumlah prospek baru per bulan, tingkat konversi iklan, dan cost per lead.
  • KPI Penjualan: Total penjualan bulanan, nilai rata-rata transaksi, serta tingkat retensi pelanggan.
  • KPI HR (Human Resources): Tingkat kehadiran, tingkat turnover karyawan, dan waktu rata-rata rekrutmen.

Melalui indikator seperti ini, perusahaan dapat menilai efisiensi dan stabilitas operasional dengan lebih objektif. Namun, KPI sering kali dinilai terlalu fokus pada hasil akhir tanpa memperhatikan proses dan arah pertumbuhan jangka panjang. Kelebihan KPI terletak pada sifatnya yang mudah diukur, mudah dilaporkan, serta mampu memberikan gambaran kinerja yang jelas. 

Sistem ini juga cocok digunakan untuk mengontrol performa jangka pendek karena hasilnya dapat langsung dilihat dan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Namun, di sisi lain, KPI juga memiliki keterbatasan. Pendekatan ini cenderung terlalu fokus pada angka tanpa mempertimbangkan konteks di balik hasil tersebut, kurang fleksibel terhadap perubahan strategi, dan tidak selalu mencerminkan arah pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Baca juga: Tantangan yang Dihadapi Karyawan di Perusahaan Multinasional

Apa Itu OKR?

OKR (Objectives and Key Results) adalah kerangka kerja manajemen kinerja yang pertama kali diperkenalkan oleh Intel dan kemudian dipopulerkan oleh Google. Berbeda dengan KPI yang berfokus pada hasil akhir, OKR lebih menekankan arah strategis serta perubahan yang ingin dicapai oleh organisasi. Dalam konsepnya, Objective menjawab pertanyaan “Apa yang ingin kita capai?”, sementara Key Results menjawab “Bagaimana kita tahu bahwa kita telah mencapainya?”. Sebagai contoh, sebuah tim marketing dapat memiliki OKR seperti berikut:

  • Objective: Meningkatkan brand awareness di pasar Indonesia.
    • Key Result 1: Meningkatkan traffic website sebesar 50% dalam 3 bulan.
    • Key Result 2: Mendapatkan 20 publikasi media baru.
    • Key Result 3: Meningkatkan jumlah followers LinkedIn sebesar 30%.

Melalui pendekatan ini, setiap tim didorong untuk berpikir lebih ambisius, menyelaraskan tujuan mereka dengan visi besar perusahaan, dan berani bereksperimen untuk mencapai hasil yang lebih berdampak. Kelebihan OKR terletak pada kemampuannya meningkatkan kolaborasi antar tim, menciptakan transparansi tujuan, serta mendorong inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan. 

Fokusnya bukan hanya pada aktivitas, tetapi pada hasil yang benar-benar membawa perubahan. Namun, OKR juga memiliki beberapa keterbatasan: tidak semua tim siap dengan pola pikir ambisius yang menantang, penerapannya memerlukan komitmen tinggi dari manajemen, dan jika tidak difasilitasi dengan baik, OKR berisiko menjadi sekadar dokumen tanpa implementasi nyata.

Perbedaan OKR vs KPI

Meskipun sama-sama digunakan untuk mengukur kinerja, OKR dan KPI memiliki fokus yang berbeda dalam praktiknya. KPI lebih menitikberatkan pada pengukuran performa yang sudah berjalan, seperti tingkat penjualan, efisiensi operasional, atau tingkat kepuasan pelanggan. Ia berfungsi sebagai alat kontrol untuk memastikan aktivitas sehari-hari berjalan sesuai target yang telah ditetapkan. Sementara itu, OKR hadir dengan pendekatan yang lebih strategis dan visioner. OKR tidak hanya menilai hasil, tetapi juga mengarahkan tim untuk berani bermimpi besar dan menetapkan tujuan yang ambisius demi mendorong perubahan.

Perbedaan lainnya terletak pada cara kedua sistem ini dijalankan. KPI cenderung bersifat top-down, di mana target biasanya ditentukan oleh manajemen dan diukur berdasarkan hasil yang konkret. Sebaliknya, OKR bersifat lebih kolaboratif dan partisipatif, melibatkan setiap anggota tim untuk menentukan tujuan bersama dan menentukan sendiri cara mencapainya. Pendekatan ini menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab yang lebih tinggi terhadap hasil kerja.

Secara sederhana, KPI menggambarkan “bagaimana kita berjalan hari ini”, sementara OKR menjawab “ke mana kita ingin pergi besok.” KPI menjaga efisiensi dan kestabilan, sedangkan OKR mendorong inovasi dan pertumbuhan jangka panjang. Perusahaan modern yang ingin tetap adaptif di tengah perubahan cepat sering kali memadukan keduanya—menggunakan KPI untuk menjaga performa dasar dan OKR untuk memastikan arah strategis tetap relevan dan inspiratif.

Kapan Perusahaan Sebaiknya Menggunakan OKR atau KPI?

Setiap perusahaan memiliki kebutuhan dan dinamika yang berbeda, sehingga pemilihan antara OKR atau KPI sebaiknya disesuaikan dengan konteks dan tujuan bisnisnya. KPI lebih tepat digunakan ketika perusahaan ingin menjaga kestabilan operasional dan memastikan setiap proses berjalan efisien. Misalnya, dalam bisnis manufaktur atau layanan pelanggan, KPI membantu memantau kinerja rutin seperti jumlah produksi, tingkat kepuasan pelanggan, atau waktu penyelesaian layanan. Pendekatan ini cocok untuk lingkungan yang relatif stabil dan berorientasi pada efisiensi.

Sementara itu, OKR lebih sesuai diterapkan ketika perusahaan sedang bertransformasi atau ingin mendorong inovasi, misalnya saat meluncurkan produk baru, berekspansi ke pasar baru, atau memperkuat budaya kolaboratif antar tim. OKR membantu organisasi menetapkan arah strategis yang lebih besar dan berani, dengan fokus pada perubahan dan pertumbuhan yang berdampak jangka panjang. Dalam konteks ini, OKR mengajak setiap anggota tim untuk berpikir visioner dan tidak terpaku pada angka semata.

Namun, banyak perusahaan modern kini menemukan bahwa kombinasi OKR dan KPI adalah formula paling efektif. KPI tetap digunakan untuk memantau performa dasar dan menjaga efisiensi operasional, sedangkan OKR menjadi alat untuk menavigasi arah pertumbuhan strategis. Dengan menggabungkan keduanya, organisasi dapat menjaga keseimbangan antara stabilitas dan inovasi—dua elemen penting bagi keberlanjutan bisnis di era yang serba cepat ini.

Contoh Implementasi OKR dan KPI dalam Perusahaan Modern

Dalam perusahaan modern, kombinasi antara OKR dan KPI sering digunakan agar kinerja tim tidak hanya terukur secara efisien, tetapi juga bergerak ke arah strategis yang lebih besar. Berikut beberapa contoh implementasinya di berbagai departemen:

Tim Marketing

      • OKR: Meningkatkan brand awareness di pasar Indonesia.
        • Key Result 1: Meningkatkan traffic website sebesar 50% dalam 3 bulan.
        • Key Result 2: Mendapatkan 20 publikasi media baru.
        • Key Result 3: Meningkatkan followers LinkedIn sebesar 30%.
      • KPI: CTR iklan digital, biaya per klik (CPC), jumlah prospek baru per bulan.

Tim Produk

      • OKR: Meningkatkan pengalaman pengguna di aplikasi.
        • Key Result 1: Skor kepuasan pengguna (NPS) meningkat dari 7 ke 9 dalam 3 bulan.
        • Key Result 2: Waktu loading halaman berkurang dari 4 detik menjadi 2 detik.
      • KPI: Jumlah bug per rilis, keluhan pengguna per minggu, tingkat adopsi fitur baru.

Tim HR (Human Resources)

    • OKR: Membangun budaya kerja kolaboratif di seluruh divisi.
      • Key Result 1: Meningkatkan skor survei kolaborasi tim sebesar 25%.
      • Key Result 2: Mengadakan minimal 3 program lintas divisi per kuartal.
    • KPI: Tingkat turnover karyawan, waktu rata-rata rekrutmen, kehadiran karyawan.

Melalui pendekatan seperti ini, KPI memastikan performa tetap terukur dan stabil, sedangkan OKR membantu organisasi terus berinovasi dan berfokus pada tujuan yang berdampak jangka panjang. Kombinasi keduanya membuat perusahaan tidak hanya efisien dalam bekerja, tetapi juga jelas dalam arah pertumbuhannya.

Kelebihan dan Kekurangan OKR vs KPI

Baik OKR maupun KPI sama-sama berperan penting dalam membantu perusahaan mencapai tujuan, namun keduanya memiliki pendekatan yang berbeda. OKR lebih menekankan arah strategis dan perubahan jangka panjang, sementara KPI berfokus pada hasil yang terukur dan efisiensi operasional. Dalam praktiknya, OKR membantu perusahaan berani menetapkan tujuan ambisius yang mendorong inovasi dan kolaborasi lintas tim. KPI, di sisi lain, memberikan panduan konkret untuk memastikan performa harian tetap berada di jalur yang benar dan hasil bisnis dapat dievaluasi secara objektif.

OKR memiliki sejumlah kelebihan, seperti meningkatkan transparansi, memperkuat kerja sama antar tim, dan memacu semangat untuk terus berinovasi. Pendekatan ini menumbuhkan budaya pertumbuhan karena fokus pada hasil yang benar-benar berdampak, bukan sekadar memenuhi angka. Namun, OKR juga memiliki tantangan tersendiri. Tidak semua tim siap dengan target yang bersifat ambisius, dan tanpa dukungan penuh dari manajemen, OKR berisiko menjadi dokumen formalitas tanpa implementasi nyata.

Sementara itu, KPI unggul dalam hal kemudahan pengukuran dan pelaporan, karena indikatornya bersifat kuantitatif dan spesifik. KPI efektif untuk mengontrol performa jangka pendek dan memastikan efisiensi berjalan sesuai rencana. Meski begitu, KPI sering dianggap terlalu kaku karena terlalu fokus pada angka, sehingga kurang fleksibel terhadap perubahan strategi atau kondisi bisnis. Oleh karena itu, banyak perusahaan modern kini memilih untuk memadukan keduanya—menggunakan KPI untuk menjaga stabilitas operasional, dan OKR untuk mengarahkan tim menuju inovasi dan pertumbuhan jangka panjang.

Bagaimana Menerapkan OKR dan KPI Secara Efektif

Untuk memastikan penerapan OKR dan KPI benar-benar membawa hasil, perusahaan perlu menjalankannya secara strategis dan konsisten. Bukan hanya menetapkan angka, tetapi juga membangun sistem yang mendukung fokus, transparansi, dan perbaikan berkelanjutan.

Selaraskan dengan Visi dan Strategi Perusahaan

Pastikan OKR dan KPI selalu terhubung dengan arah besar organisasi. Misalnya, jika visi perusahaan adalah “menjadi platform terdepan di Asia Tenggara,” maka OKR dapat diarahkan pada ekspansi regional, sementara KPI mengukur performa tiap pasar seperti pertumbuhan pengguna dan kepuasan pelanggan. Penyelarasan ini memastikan setiap tim bekerja menuju tujuan yang sama.

Gunakan Alat atau Platform yang Tepat

Gunakan tools seperti Asana, Notion, atau ClickUp untuk memantau progres dan kolaborasi tim. Bagi organisasi besar, sistem OKR automation membantu menjaga transparansi dan akuntabilitas, sekaligus mempermudah integrasi antara tujuan individu, tim, dan perusahaan.

Lakukan Review Secara Rutin

Lakukan evaluasi KPI setiap bulan untuk memastikan efisiensi operasional, dan OKR setiap kuartal agar tetap relevan dengan dinamika bisnis. Review rutin membantu tim mengenali hambatan, menyesuaikan strategi, dan memastikan setiap target tetap realistis dan berdampak.

Budayakan Transparansi dan Kolaborasi

OKR hanya efektif jika diketahui semua orang dalam organisasi. Publikasikan tujuan dan hasilnya agar setiap tim memahami arah bersama dan merasa memiliki kontribusi terhadap keberhasilan perusahaan. Budaya terbuka seperti ini memperkuat rasa tanggung jawab kolektif dan kolaborasi lintas fungsi.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat menerapkan OKR dan KPI secara seimbang—menjaga efisiensi operasional melalui KPI, sambil menumbuhkan inovasi dan pertumbuhan strategis lewat OKR. Kombinasi keduanya akan membentuk fondasi kuat bagi organisasi yang ingin terus berkembang di era bisnis modern.

Baca juga: Perbandingan Dampak Quiet dan Loud Quitting di Organisasi

Kesimpulan

Tidak ada jawaban pasti apakah OKR lebih baik daripada KPI, karena keduanya memiliki fungsi yang saling melengkapi. KPI menjaga stabilitas dan efisiensi operasional, sementara OKR mendorong inovasi serta pertumbuhan jangka panjang. Bagi perusahaan modern yang dinamis, kombinasi keduanya adalah pilihan terbaik—KPI memastikan kinerja tetap terukur, dan OKR memastikan seluruh tim bergerak menuju visi besar perusahaan dengan arah yang jelas dan berkelanjutan.

Temukan Lowongan Pekerjaan Di MSBU Konsultan!