Digitalisasi adalah proses menggunakan teknologi digital untuk mengubah sistem atau organisasi. Ini telah mengubah banyak hal, seperti sistem perpajakan. Beberapa dampak digitalisasi pada sistem pajak akan dibahas dalam artikel ini.
Pelatihan Digitalisasi Pajak untuk Karyawan
Tujuan pelatihan digitalisasi pajak adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan dalam menggunakan sistem pajak digital seperti e-filing, e-billing, e-invoice, dan lain-lain. Pelatihan ini juga dapat meningkatkan efisiensi proses perpajakan dengan menghemat waktu, biaya, dan sumber daya. Selain itu, pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pelaporan pajak karena dapat mengurangi kesalahan.
Beberapa contoh pelatihan karyawan tentang digitalisasi pajak adalah:
- Pelatihan dasar mengenai sistem pajak digital, termasuk cara mengakses, mengisi, mengirim, dan menerima dokumen pajak secara elektronik.
- Pelatihan lanjutan memberi pengguna pemahaman lebih dalam tentang fitur dan fungsi sistem pajak digital, seperti pengelolaan data, perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak secara elektronik.
- Selain itu, ada pelatihan khusus yang berfokus pada pemahaman peraturan dan ketentuan sistem pajak digital.
Baca Juga: Tarif Pajak Penghasilan Pegawai Berubah Mulai Tahun 2024
Manfaat E-Filing bagi Karyawan
Salah satu metode digitalisasi pajak yang paling umum digunakan oleh karyawan adalah e-filing, yang memungkinkan karyawan mengisi pajak secara elektronik dan memungkinkan mereka mengirimkan dokumen pajak seperti SPT (Surat Pemberitahuan Pajak) melalui internet tanpa perlu mencetak atau mengirimkan dokumen fisik. E-filing memiliki banyak manfaat bagi karyawan, seperti:
- Kemudahan
E-filing dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, asalkan Anda memiliki koneksi internet dan perangkat yang sesuai. Selain itu, formulir, petunjuk, dan bantuan yang diperlukan telah disediakan oleh sistem pajak digital, yang memastikan prosesnya cepat dan mudah.
- Kecepatan
E-filing mempercepat proses perpajakan karena dokumen pajak dapat langsung diterima dan diproses oleh otoritas pajak tanpa perlu menunggu antrian, pengiriman, atau verifikasi. E-filing juga dapat mempercepat proses pengembalian pajak, jika ada, karena uang akan langsung dikreditkan ke rekening karyawan.
- Akurasi
Karena data disimpan secara elektronik, e-filing dapat meningkatkan akurasi pengisian pajak dan mengurangi risiko kesalahan, kehilangan, atau kerusakan dokumen pajak. Karena sistem pajak digital memiliki fitur yang dapat melakukan validasi, kalkulasi, dan koreksi data secara otomatis, e-filing juga dapat meningkatkan akurasi pengisian pajak.
Pengaruh Digitalisasi Terhadap Penghitungan PPh 21
PPh 21 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas gaji yang diterima atau diperoleh oleh karyawan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Penghitungan PPh 21 sangat penting bagi karyawan karena dapat memengaruhi jumlah gaji bersih mereka.
Beberapa contoh pengaruh digitalisasi terhadap penghitungan PPh 21 adalah: Digitalisasi dapat menyederhanakan dan memperbarui proses perhitungan, tarif, dan pemotongan pajak.
- Cara perhitungan
Dengan digitalisasi, perhitungan PPh 21 dapat menjadi lebih mudah bagi karyawan karena mereka dapat menggunakan aplikasi atau kalkulator pajak online yang telah disediakan oleh otoritas pajak atau pihak ketiga.
- Tarif pajak
Tarif pajak yang berlaku bagi karyawan dapat diperbarui melalui digitalisasi, karena otoritas pajak dapat mengubah atau menyesuaikan tarif pajak karena faktor ekonomi, sosial, atau politik. Tarif pajak yang berlaku bagi karyawan dapat dilihat melalui situs web atau aplikasi online yang disediakan oleh otoritas pajak.
- Pemotongan pajak
Digitalisasi dapat mempermudah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pemberi kerja atau pihak lain yang bertanggung jawab untuk memotong PPh 21. Pemotongan pajak dapat dilakukan secara elektronik tanpa perlu membuat atau menyimpan bukti, dan pemotongan pajak juga dapat dilakukan secara real time tanpa perlu menunggu periode tertentu.
Peningkatan Kepatuhan Pajak Karyawan Melalui Aplikasi Mobile
Aplikasi mobile yang dapat diunduh dan digunakan di ponsel pintar atau tablet, memenuhi berbagai kebutuhan perpajakan karyawan.
Aplikasi mobile yang dapat meningkatkan kepatuhan pajak karyawan dapat membantu mereka memahami dan memenuhi kewajiban pajak mereka dengan lebih baik. Beberapa contoh aplikasi mobile yang dapat meningkatkan kepatuhan pajak karyawan adalah:
- Pengguna dapat mengirim dokumen pajak secara online, seperti SPT, melalui aplikasi e-filing tanpa harus mengunjungi kantor pajak.
- Pengguna aplikasi e-billing dapat melakukan pembayaran pajak secara online dengan berbagai metode dan mendapatkan bukti pembayaran elektronik.
- Pengguna dapat dengan mudah mengakses dan menyimpan faktur pajak secara online serta mengajukan klaim potongan atau kredit pajak melalui aplikasi e-invoice.
- Selain menyediakan pengguna dengan nasihat, rekomendasi, dan bantuan pajak, aplikasi informasi pajak menyediakan berita pajak terbaru dan terpercaya.
Baca Juga:Pajak 2024: Navigasi Skema PPh21 untuk Tenaga Ahli
Strategi Menghadapi Perubahan Digital
Adaptasi terhadap perubahan digital dalam pelaporan pajak merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh karyawan. Perubahan digital ini dapat memberikan berbagai keuntungan, namun juga dapat menimbulkan tantangan dan rintangan bagi karyawan. Oleh karena itu, karyawan perlu memiliki strategi yang tepat untuk menghadapi perubahan digital dalam pelaporan pajak agar dapat beradaptasi dengan baik dan memanfaatkan peluang yang ada.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh karyawan untuk mengatasi pelaporan pajak digital adalah:
- Meningkatkan literasi digital
Untuk menjadi lebih mahir dalam teknologi digital, karyawan harus meningkatkan kemampuan mereka untuk mengakses, memahami, menggunakan, dan membuat informasi dengan menggunakan teknologi digital. Kemampuan ini dapat membantu mereka mempelajari sistem pajak digital, mengikuti perkembangan dalam perpajakan, dan memecahkan masalah yang mungkin muncul.
- Membangun sikap positif
Perubahan digital dalam pelaporan pajak harus diterima oleh karyawan dengan cara yang terbuka, antusias, dan proaktif. Memiliki sikap positif dapat membantu karyawan melihat perubahan ini sebagai kesempatan, bukan ancaman, dan berpartisipasi aktif dalam prosesnya.
- Melakukan kolaborasi
Karyawan harus bekerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dengan perubahan digital dalam pelaporan pajak, seperti pemberi kerja, otoritas pajak, rekan kerja, dan pihak lain. Berkolaborasi dengan pihak-pihak ini dapat membantu karyawan mendapatkan dukungan, bimbingan, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi perubahan digital.
- Mencari pembelajaran berkelanjutan
Karyawan harus menambah pengetahuan berkelanjutan tentang perubahan digital dalam pelaporan pajak, yang harus diberikan secara konsisten dan sesuai dengan kebutuhan. Pembelajaran berkelanjutan dapat membantu karyawan meningkatkan kemampuan mereka, kinerja mereka, dan karier mereka dalam bidang perpajakan.
Cari pekerjaan yang tersedia di MSBU!