back to blog

Ingin Jadi QA Engineer Profesional? Mulai dari 7 Langkah Ini

Read Time 8 mins | 30 Des 2025 | Written by: Nur Rachmi Latifa

html-css-collage-concept-with-person

Kualitas software menjadi faktor penentu keberhasilan sebuah produk teknologi. Aplikasi yang sering error, lambat, atau tidak sesuai kebutuhan pengguna akan cepat ditinggalkan. Di sinilah peran QA Engineer Profesional menjadi sangat krusial. Bukan sekadar “tester”, QA Engineer bertanggung jawab memastikan kualitas, stabilitas, keamanan, dan pengalaman pengguna dari sebuah sistem. Permintaan terhadap QA Engineer terus meningkat, baik di startup, perusahaan teknologi besar, hingga sektor perbankan dan industri enterprise. Namun, menjadi QA Engineer Profesional tidak bisa dicapai secara instan. Dibutuhkan pemahaman teknis, mindset yang tepat, dan proses belajar yang terstruktur. Jika Anda tertarik membangun karier sebagai QA Engineer Profesional, artikel ini akan membahas 7 langkah penting yang bisa Anda mulai hari ini.

Apa Itu QA Engineer Profesional?

QA Engineer Profesional adalah peran strategis dalam pengembangan perangkat lunak yang bertanggung jawab memastikan kualitas produk sebelum dan setelah dirilis ke pengguna. Tidak hanya berfokus pada pengujian teknis, QA Engineer juga memahami bagaimana sebuah aplikasi digunakan, apa dampaknya bagi pengguna, serta bagaimana kualitas software memengaruhi reputasi dan keberlangsungan bisnis. Di level ini, QA Engineer bukan sekadar “pencari bug”, tetapi bagian penting dari tim yang menjaga keandalan produk secara menyeluruh.

Berbeda dengan QA Engineer pada level dasar yang umumnya menjalankan test case dan melaporkan error, QA Engineer Profesional terlibat lebih awal dalam proses pengembangan. Mereka ikut memahami requirement, user journey, dan tujuan bisnis dari sebuah fitur. Dari sana, QA Engineer mendesain strategi pengujian yang tepat, mengantisipasi risiko teknis maupun non-teknis, serta memastikan potensi masalah dapat dicegah sebelum berdampak ke pengguna atau bisnis.

Dengan peran tersebut, QA Engineer Profesional dapat disebut sebagai quality guardian dalam siklus pengembangan software—penjaga kualitas yang memastikan produk tidak hanya berfungsi, tetapi juga aman, stabil, dan memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna. Untuk mencapai level ini tentu dibutuhkan proses dan pembelajaran yang terarah. Berikut adalah 7 langkah untuk menjadi QA Engineer Profesional.

Baca juga: Tanda-Tanda Attitude Buruk yang Bisa Menghancurkan Karier

1. Pahami Dasar-Dasar Software Testing dengan Kuat

Langkah pertama untuk menjadi QA Engineer Profesional adalah menguasai fundamental software testing secara menyeluruh. Dasar yang kuat akan membantu Anda memahami mengapa sebuah pengujian dilakukan, bukan hanya bagaimana cara menjalankannya. Tanpa pemahaman ini, QA Engineer akan sulit berkembang ke level yang lebih strategis. Beberapa konsep dasar yang wajib dipahami antara lain:

  • Apa itu software testing dan tujuannya
  • Perbedaan bug, defect, error, dan failure
  • SDLC (Software Development Life Cycle)
  • STLC (Software Testing Life Cycle)
  • Prinsip-prinsip dasar testing (seperti testing shows presence of defects dan exhaustive testing is impossible)

Selain konsep dasar, Anda juga perlu memahami berbagai jenis pengujian, agar tidak salah memilih pendekatan testing. Jenis pengujian yang perlu dikuasai meliputi:

  • Functional testing
  • Non-functional testing
  • Regression testing
  • Smoke testing
  • Sanity testing
  • User Acceptance Testing (UAT)

QA Engineer Profesional memahami kapan dan mengapa suatu jenis testing digunakan, bukan sekadar menjalankannya secara mekanis.

2. Kuasai Manual Testing Secara Mendalam

Banyak orang ingin cepat menjadi QA Engineer Profesional dengan langsung belajar automation, padahal manual testing adalah fondasi utama yang tidak boleh dilewatkan. Dari sinilah kemampuan analisis dan pola pikir QA terbentuk. Dalam manual testing, Anda harus mampu memahami aplikasi dari sudut pandang pengguna dan bisnis. Beberapa kemampuan penting yang perlu dikuasai antara lain:

  • Menganalisis requirement dan user story
  • Menyusun test scenario dan test case yang efektif
  • Melakukan exploratory testing
  • Menemukan edge case dan negative case
  • Mendokumentasikan hasil pengujian dengan jelas dan sistematis

QA Engineer Profesional tidak hanya menguji happy path, tetapi juga skenario ekstrem yang berpotensi menimbulkan risiko besar. Manual testing membantu melatih ketelitian, rasa ingin tahu, dan kemampuan berpikir kritis.

3. Pelajari Tools QA Engineer yang Digunakan di Industri

Untuk bisa bekerja secara profesional, QA Engineer harus terbiasa menggunakan tools yang umum dipakai di lingkungan kerja nyata. Tools ini berperan penting dalam meningkatkan efisiensi proses testing, memperkuat kolaborasi dengan tim, serta memastikan seluruh aktivitas pengujian terdokumentasi dengan rapi dan mudah dilacak. Penguasaan tools juga menunjukkan bahwa QA Engineer siap bekerja mengikuti standar industri.

Beberapa tools penting yang perlu dikuasai meliputi test management tools seperti TestRail, Zephyr, Xray, dan qTest untuk mengelola test case dan test plan; bug tracking tools seperti Jira, Bugzilla, dan Redmine untuk mencatat serta menindaklanjuti bug secara terstruktur; serta tools pendukung testing seperti Postman, Swagger, Charles Proxy/Fiddler, dan Browser DevTools untuk memahami sistem secara lebih teknis. Menguasai tools ini akan membuat Anda lebih percaya diri dan siap berperan sebagai QA Engineer Profesional di lingkungan kerja sesungguhnya.

4. Pahami Automation Testing Secara Bertahap

Automation testing memang menjadi nilai tambah, tetapi QA Engineer Profesional tidak mempelajarinya secara terburu-buru. Automation dipahami sebagai alat bantu untuk efisiensi—bukan pengganti logika, rasa ingin tahu, dan ketelitian yang biasanya muncul saat manual testing. Karena itu, langkah terbaik adalah membangun fondasi yang benar dulu, lalu naik level secara bertahap agar automation yang Anda buat benar-benar berguna dan mudah dipelihara. Pendekatan yang disarankan adalah belajar secara terstruktur, dimulai dari konsep hingga praktik:

  • Memahami konsep dasar automation testing
  • Mempelajari dasar scripting (misalnya Java, Python, atau JavaScript)
  • Mengenal framework automation populer, seperti: Selenium, Cypress, Playwright, Appium (untuk mobile testing)

QA Engineer Profesional tahu test mana yang layak diautomasi (misalnya regresi yang berulang) dan mana yang lebih efektif diuji manual (misalnya eksplorasi dan UX). Pada akhirnya, automation dipakai untuk mempercepat proses dan memperluas coverage, bukan untuk menghilangkan analisis dan judgment manusia.

5. Kembangkan Mindset Quality dan Risk-Based Thinking

Inilah pembeda utama antara QA Engineer biasa dan QA Engineer Profesional: mindset kualitas. QA Engineer Profesional tidak hanya berfokus pada menemukan bug, tetapi berpikir lebih jauh tentang risiko, dampak, dan konsekuensi dari sebuah kegagalan sistem terhadap pengguna maupun bisnis. Cara berpikir ini membuat QA tidak sekadar reaktif, melainkan proaktif dalam menjaga kualitas produk. Dalam praktiknya, QA Engineer Profesional selalu mempertanyakan hal-hal krusial berikut:

  • Risiko apa yang paling berdampak bagi user?
  • Jika fitur ini gagal, apa konsekuensinya bagi bisnis?
  • Area mana yang paling kritis dan perlu diuji lebih dalam?

Pendekatan ini dikenal sebagai risk-based testing, di mana fokus utama ada pada impact dan severity, bukan sekadar jumlah bug yang ditemukan. Dengan mindset ini, QA Engineer berperan sebagai mitra strategis bagi developer, product manager, dan stakeholder bisnis dalam memastikan kualitas produk secara menyeluruh.

6. Asah Skill Komunikasi dan Kolaborasi

Banyak orang mengira QA Engineer hanya bekerja dengan sistem dan kode, padahal komunikasi adalah skill krusial bagi QA Engineer Profesional. Tanpa komunikasi yang baik, temuan QA sering kali tidak ditindaklanjuti secara optimal. Dalam pekerjaan sehari-hari, Anda akan sering berinteraksi dengan:

  • Developer
  • Product Manager
  • Business Analyst
  • Stakeholder non-teknis

QA Engineer Profesional mampu:

  • Menyampaikan temuan bug tanpa menyalahkan pihak lain
  • Menjelaskan risiko teknis dengan bahasa yang mudah dipahami bisnis
  • Bernegosiasi terkait prioritas perbaikan
  • Menjadi jembatan antara kebutuhan user dan implementasi teknis

Skill komunikasi yang baik sering kali menjadi penentu perkembangan karier QA Engineer.

7. Bangun Portofolio dan Terus Belajar

Langkah terakhir untuk menjadi QA Engineer Profesional adalah konsistensi dalam belajar dan membangun portofolio. Dunia teknologi terus berkembang, dan QA Engineer harus mampu beradaptasi. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membangun portofolio antara lain:

  • Menguji aplikasi open-source
  • Membuat dokumentasi test case dan bug report
  • Menulis pengalaman testing di blog atau LinkedIn
  • Mengikuti komunitas QA Engineer
  • Mengambil sertifikasi relevan seperti ISTQB

QA Engineer Profesional adalah mereka yang tidak berhenti belajar, terus meningkatkan kualitas diri, dan selalu mengikuti perkembangan industri.

Perbedaan QA Engineer Biasa dan QA Engineer Profesional

Dalam praktiknya, tidak semua QA Engineer memiliki peran dan cara kerja yang sama. Perbedaan paling mencolok terletak pada cara berpikir, tingkat keterlibatan, dan kontribusi terhadap kualitas produk secara keseluruhan. Memahami perbedaan ini penting agar Anda tahu ke arah mana karier QA ingin dikembangkan. QA Engineer Biasa umumnya berfokus pada aktivitas testing di level operasional. Perannya cenderung reaktif dan terbatas pada tahap akhir pengembangan, dengan tanggung jawab utama seperti:

  • Menjalankan test case yang sudah tersedia
  • Menemukan dan melaporkan bug
  • Terlibat setelah fitur selesai dikembangkan
  • Fokus pada aspek teknis semata
  • Bekerja berdasarkan instruksi tanpa banyak pengambilan keputusan

Namun, seiring meningkatnya kompleksitas produk dan tuntutan bisnis, peran QA tidak lagi cukup jika hanya sebatas menjalankan pengujian. QA Engineer Profesional memiliki peran yang lebih strategis dan proaktif dalam siklus pengembangan software. Mereka terlibat sejak awal dan berkontribusi pada kualitas produk secara menyeluruh melalui:

  • Keterlibatan sejak tahap perencanaan dan requirement
  • Pemahaman terhadap kebutuhan bisnis dan pengguna
  • Perancangan strategi dan pendekatan testing
  • Fokus pada risiko, dampak, dan kualitas jangka panjang
  • Kolaborasi aktif dengan developer, product manager, dan stakeholder

Pada akhirnya, perbedaan ini menunjukkan bahwa menjadi QA Engineer Profesional bukan soal seberapa banyak bug yang ditemukan, melainkan seberapa besar kontribusi Anda dalam menjaga kualitas, stabilitas, dan kepercayaan pengguna terhadap produk.

Peluang Karier QA Engineer di Masa Depan

Peluang karier QA Engineer di masa depan semakin terbuka lebar seiring meningkatnya ketergantungan bisnis pada teknologi digital. Kualitas aplikasi kini menjadi faktor krusial, baik untuk menjaga kepercayaan pengguna maupun memenuhi tuntutan regulasi. Kebutuhan QA Engineer terus meningkat seiring dengan:

  • Pertumbuhan SaaS dan aplikasi digital
  • Regulasi dan kepatuhan (compliance) yang semakin ketat
  • Tuntutan keamanan dan privasi data
  • Pengalaman pengguna (UX) yang semakin kompleks

Dengan pengalaman dan kompetensi yang tepat, QA Engineer Profesional memiliki jalur karier yang luas dan fleksibel. Beberapa peran yang dapat dikembangkan antara lain:

  • Senior QA Engineer
  • QA Lead / QA Manager
  • Automation Engineer
  • Quality Architect
  • Product Quality Consultant

Dengan skill teknis yang kuat dan mindset kualitas yang matang, QA Engineer tidak lagi dipandang sebagai “role pendukung”, melainkan bagian inti dari kesuksesan produk dan strategi bisnis perusahaan.

Baca juga: Apa Itu DevOps Engineer dan Mengapa Perannya Semakin Dibutuhkan?

Kesimpulan

Menjadi QA Engineer Profesional bukan sekadar soal bisa testing atau automation, tetapi tentang membangun kombinasi yang seimbang antara fondasi teknis, mindset kualitas, pemahaman bisnis, dan kemampuan komunikasi. Dengan menguasai dasar software testing, mendalami manual testing, menggunakan tools QA industri, memahami automation secara tepat, membangun pola pikir quality dan risk-based, mengasah komunikasi, serta konsisten belajar dan membangun portofolio, Anda sudah berada di jalur yang benar untuk berkembang sebagai QA Engineer yang dibutuhkan banyak perusahaan. Jika Anda serius ingin menekuni peran ini, mulailah dari hari ini karena kualitas tidak pernah tercipta secara kebetulan, melainkan melalui proses yang tepat dan berkelanjutan.

Temukan Lowongan Pekerjaan Di MSBU Konsultan!

 
Nur Rachmi Latifa

Penulis yang berfokus memproduksi konten seputar Cybersecurity, Privacy, IT dan Human Cyber Risk Management.

Floating WhatsApp Button - Final Code (Text Box Smaller All)
WhatsApp Icon Buna