Di zaman digital sekarang, dunia terasa lebih sempit dan semua orang bisa terkoneksi dari manapun berada. Jaringan internet, platform media sosial, dan teknologi cloud telah menyatukan miliaran orang hanya dengan beberapa ketukan jari. Namun, di balik kenyamanan dan kecepatan informasi, terdapat ancaman yang semakin mengintai dalam hal perlindungan data pribadi.
Setiap hari, kita tidak sadar memberikan informasi pribadi mulai dari nama, lokasi, hingga pola belanja semisal ketika menggunakan aplikasi, berbelanja secara daring, atau hanya menjelajah di media sosial. Data ini menjadi “emas digital” untuk perusahaan dan pelaku kejahatan siber.
Saat sistem tidak dilengkapi dengan perlindungan yang tangguh, data kita bisa disalahgunakan untuk penipuan, pencurian identitas, bahkan serangan siber yang lebih rumit yang tentunya sangat berbahaya bagi diri sendiri, keluarga ataupun organisasi.
Kejadian kebocoran data kini semakin lazim terjadi di berbagai sektor, baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta. Dampaknya tidak hanya merugikan secara keuangan, tetapi juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan data digital.
Ironisnya, semakin banyak aplikasi yang kita manfaatkan, semakin besar jejak digital yang kita ciptakan dan semakin tinggi juga kemungkinan risiko terkena kejahatan siber. Adapun beberapa insiden kejahatan siber yang berhasil kami rangkum sebagai berikut:
Beberapa kasus diatas menunjukkan betapa bahaya dan merugikannya Kejahatan Siber. Konektivitas global merupakan sesuatu yang tak terelakkan, namun keamanan digital harus dijadikan prioritas bersama.
Baca juga: Era Digital: Siapa yang Beradaptasi, Dialah yang Bertahan
Ada banyak sekali cara yang dilakukan oleh Penjahat Siber dalam melakukan aksinya untuk mencuri data dan melakukan kejahatan digital lainnya. Berikut beberapa contoh Kejahatan Siber yang harus dihindari:
Penting bagi setiap individu untuk tahu (cyber aware) dalam mengidentifikasi, memahami, dan mencegah ancaman digital yang mungkin muncul.
Tanpa pengertian yang mendalam, pengguna bisa dengan mudah mengakses link yang berisiko, menyediakan informasi pribadi tanpa konfirmasi, memakai kata sandi yang mudah retas. Langkah-langkah kecil semacam ini dapat menjadi celah bagi pelaku kejahatan siber.
Pada 17 Oktober 2025 telah terlaksana online class FRC Synergy Series ke-3. Oleh Speaker utama kita yaitu Afrizal (IT Security & Operations - MSBU), para peserta mendapatkan insight berharga seputar strategi nyata menghadapi ancaman siber dari para praktisi di bidangnya.
Pada kelas kali ini juga, peserta belajar bagaimana Penjahat Siber melangsungkan aksinya serta bagaimana cara untuk kita mencegah agar terhindar dari Kejahatan Siber. Adapun berikut beberapa hal penting agar terhindar dari Kejahatan Siber:
Penting bagi kita untuk mencegah agar Penjahat Siber sulit untuk meretas data atau masuk ke sistem kita dengan:
Teknologi saja tentu belum cukup untuk mencegah bahaya kejahatan siber. Berikut ini beberapa langkah agar kejahatan siber semakin sulit meretas data atau masuk ke sistem kita:
Kejahatan Siber selalu mengancam setiap saat dan dimana saja. Perlu bagi kita membangun kebiasaan yang positif untuk menghindari kejahatan siber dengan:
Mari bergabung dengan FRC Ecosystem agar tidak tertinggal dengan berbagai update teknologi. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi kami di https://msbu.co.id/id/frc