back to blog

Tips Negosiasi Gaji agar Win-Win antara Perusahaan dan Kandidat

Read Time 5 mins | 22 Agu 2025 | Written by: Hastin Lia

shaking-corporate-meeting-together-teamwork

Negosiasi gaji sering kali menjadi momen krusial dalam proses perekrutan. Baik perusahaan maupun kandidat memiliki kepentingan masing-masing: perusahaan ingin mendapatkan talenta terbaik tanpa melampaui anggaran, sementara kandidat ingin mendapat kompensasi yang sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan kontribusinya.

Agar tercapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak (win-win), diperlukan pendekatan yang strategis, transparan, dan berbasis data. Berikut adalah tips yang dapat diterapkan.

1. Pahami Nilai Pasar untuk Posisi Tersebut

Sebelum negosiasi dimulai, baik perusahaan maupun kandidat wajib memahami kisaran gaji yang wajar untuk posisi yang dibicarakan. Informasi ini bisa didapat dari berbagai sumber seperti:

  • Laporan gaji industri tahunan yang diterbitkan oleh lembaga konsultan SDM.
  • Survei pasar tenaga kerja dari asosiasi profesi.
  • Data gaji yang tersedia di platform pencari kerja seperti JobStreet, Glassdoor, atau LinkedIn Salary.

Mengapa ini penting? Karena tanpa data, negosiasi hanya akan menjadi adu tebakan. Perusahaan yang tidak mengetahui harga pasar berisiko menawarkan gaji terlalu rendah (dan kehilangan talenta terbaik) atau terlalu tinggi (yang bisa mengganggu struktur gaji internal). Sementara itu, kandidat yang tidak melakukan riset berpotensi menerima tawaran yang kurang menguntungkan atau menuntut angka yang jauh dari standar, sehingga pembicaraan bisa buntu.

Memahami nilai pasar bukan hanya soal angka, tapi juga memahami tren industri. Misalnya, posisi data analyst di sektor fintech mungkin memiliki rentang gaji berbeda dibandingkan sektor pendidikan. Faktor lokasi, permintaan pasar, dan ketersediaan talenta juga akan memengaruhi standar gaji ini.

Baca juga: 7 Posisi Paling Dicari di Dunia Game Development Tahun Ini

2. Tentukan Batas Minimum dan Maksimum Gaji

Baik perusahaan maupun kandidat perlu menetapkan angka minimum dan angka maksimum sebelum masuk ke meja negosiasi.

Bagi perusahaan, batas ini berkaitan dengan anggaran dan struktur gaji internal. Tidak ada gunanya merekrut seseorang dengan gaji yang memaksa departemen lain menyesuaikan upah, karena bisa memicu ketidakpuasan internal. Sementara bagi kandidat, batas minimum berarti angka yang masih membuatnya merasa dihargai, sebanding dengan keterampilan, pengalaman, dan biaya hidup.

Teknik yang efektif adalah menggunakan rentang gaji (salary range) daripada angka tunggal. Contohnya, perusahaan bisa menetapkan kisaran Rp10 juta–Rp13 juta, sementara kandidat menetapkan Rp11 juta–Rp14 juta. Dengan begitu, ada area tumpang tindih yang memudahkan kompromi.

Selain itu, batas ini harus realistis. Jika kandidat menentukan batas minimal terlalu tinggi di luar standar industri, peluangnya untuk mendapat tawaran bisa mengecil. Sebaliknya, perusahaan yang menetapkan batas terlalu rendah akan sulit bersaing dalam merekrut talenta berkualitas.

3. Fokus pada Total Kompensasi, Bukan Hanya Gaji Pokok

Kesalahan umum dalam negosiasi adalah hanya terpaku pada angka gaji pokok. Padahal, kompensasi karyawan adalah paket yang mencakup:

  • Tunjangan kesehatan dan asuransi keluarga.
  • Bonus tahunan dan insentif kinerja.
  • Tunjangan transportasi atau fasilitas kendaraan.
  • Skema pensiun dan dana pensiun tambahan.
  • Peluang pelatihan dan sertifikasi.
  • Fleksibilitas kerja seperti work from home atau jam kerja fleksibel.

Dengan memperhitungkan semua komponen ini, kandidat mungkin menemukan bahwa total nilai yang diberikan perusahaan sebenarnya setara atau bahkan lebih besar dari ekspektasi awal. Misalnya, tawaran gaji Rp12 juta dengan asuransi kesehatan penuh dan bonus tahunan bisa lebih menarik daripada gaji Rp13 juta tanpa tunjangan tambahan.

Bagi perusahaan, menonjolkan paket kompensasi total dapat menjadi strategi untuk menarik kandidat berkualitas meski anggaran gaji pokok terbatas.

4. Gunakan Data dan Alasan yang Objektif

Negosiasi gaji yang efektif harus berbasis pada fakta, bukan perasaan. Kandidat sebaiknya datang dengan portofolio pencapaian, daftar sertifikasi, pengalaman kerja relevan, dan kontribusi yang pernah ia berikan di perusahaan sebelumnya.

Perusahaan di sisi lain harus menjelaskan logika di balik penawaran mereka. Misalnya, “Kami menawarkan angka ini karena sesuai dengan struktur gaji internal dan rata-rata pasar untuk posisi ini di wilayah Jakarta.”

Pendekatan berbasis data menghindarkan kesan bahwa salah satu pihak mencoba “menekan” pihak lain. Ini juga membantu membangun kepercayaan sejak awal, karena kedua belah pihak merasa keputusan diambil secara transparan dan profesional.

5. Bangun Hubungan yang Saling Menghargai

Negosiasi gaji sering dipandang sebagai proses “menang-kalah”, padahal seharusnya menjadi proses kolaboratif. Cara Anda berkomunikasi akan sangat menentukan hasil akhir.

Perusahaan yang memulai negosiasi dengan sikap terbuka, mendengarkan aspirasi kandidat, dan tidak meremehkan permintaannya akan lebih mudah mendapatkan kesepakatan. Sebaliknya, kandidat yang mampu menyampaikan ekspektasi dengan bahasa yang sopan dan menghargai batas kemampuan perusahaan akan meninggalkan kesan positif.

Membangun hubungan yang baik sejak tahap negosiasi juga bermanfaat untuk jangka panjang. Karyawan yang merasa dihargai sejak awal cenderung memiliki loyalitas dan motivasi kerja yang lebih tinggi.

6. Bersikap Fleksibel dan Terbuka untuk Alternatif

Tidak semua negosiasi akan menghasilkan angka yang sesuai ekspektasi kedua belah pihak. Di sinilah fleksibilitas menjadi penting.

Perusahaan dapat menawarkan alternatif seperti:

  • Skema kenaikan gaji otomatis setelah 6–12 bulan berdasarkan evaluasi kinerja.
  • Bonus kinerja yang signifikan jika target tercapai.
  • Kebijakan work from anywhere yang mengurangi biaya transportasi kandidat.
  • Fasilitas pendidikan atau sertifikasi gratis yang meningkatkan nilai kandidat di pasar kerja.

Kandidat juga bisa mempertimbangkan keuntungan non-finansial seperti peluang promosi cepat, akses ke proyek bergengsi, atau bimbingan langsung dari pemimpin senior. Kadang, nilai dari peluang ini dalam jangka panjang bisa lebih besar daripada selisih gaji di awal.

7. Akhiri Negosiasi dengan Kesepakatan Tertulis

Tahap akhir yang sering diremehkan adalah dokumentasi. Semua hasil negosiasi harus dituangkan dalam bentuk kontrak atau surat penawaran resmi (offer letter).

Dokumen ini sebaiknya mencakup:

  • Jumlah gaji pokok dan komponen lainnya.
  • Tanggal mulai bekerja dan jadwal pembayaran.
  • Detail bonus, tunjangan, dan fasilitas.
  • Syarat kenaikan gaji dan evaluasi kinerja.
  • Ketentuan pemutusan hubungan kerja.

Dengan kontrak yang jelas, kedua pihak memiliki pegangan hukum dan menghindari kesalahpahaman. Ingat, kesepakatan lisan seringkali mudah dilupakan atau diinterpretasikan berbeda, sedangkan kesepakatan tertulis memberikan kepastian.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Dalam proses negosiasi, ada beberapa kesalahan yang kerap dilakukan baik oleh perusahaan maupun kandidat, antara lain:

  • Tidak melakukan riset pasar – Mengandalkan perkiraan tanpa data akurat bisa membuat penawaran terlalu rendah atau permintaan terlalu tinggi.
  • Menganggap gaji sebagai satu-satunya faktor – Mengabaikan tunjangan, bonus, dan peluang pengembangan diri bisa membuat keputusan kurang bijak.
  • Terlalu kaku dalam bernegosiasi – Sikap tidak mau berkompromi bisa membuat proses buntu dan peluang kerja hilang.
  • Tidak mendokumentasikan kesepakatan – Mengandalkan ingatan tanpa bukti tertulis berisiko menimbulkan sengketa di masa depan.
  • Menyampaikan tuntutan secara emosional – Mengedepankan perasaan tanpa argumen rasional dapat merusak profesionalisme dalam negosiasi.

Menghindari kesalahan ini akan membantu menciptakan proses negosiasi yang lebih sehat, efektif, dan menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan.

Baca juga: Langkah Pertama Memulai Karir sebagai Cyber Security Specialist

Kesimpulan

Negosiasi gaji yang efektif membutuhkan persiapan, pemahaman data, sikap profesional, dan fleksibilitas dari kedua belah pihak. Dengan mempraktikkan tips di atas, perusahaan dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik, sementara kandidat mendapatkan kompensasi yang layak dan memuaskan.

Pendekatan win-win bukan hanya menguntungkan saat proses perekrutan, tetapi juga menjadi fondasi hubungan kerja yang produktif dan berkelanjutan.

Temukan Lowongan Pekerjaan Di MSBU Konsultan!

Hastin Lia

Passionate di dunia IT, sering berbagi tentang teknologi, keamanan data, dan solusi digital.

Floating WhatsApp Button - Final Code (Text Box Smaller All)
WhatsApp Icon Buna