whatsapp btn

Reskilling vs Upskilling: Menentukan Pilihan yang Tepat?

Hastin Lia • 2 Maret 2025 - 5 Min min read | Career

Reskilling vs Upskilling

Dunia kerja mengalami transformasi besar di era teknologi yang terus berkembang. Kecerdasan buatan, otomatisasi, dan teknologi baru mengubah keterampilan yang dibutuhkan dan cara kita bekerja. Istilah reskilling dan upskilling menjadi semakin relevan dalam konteks ini. Meskipun demikian, apa yang membedakan keduanya, dan bagaimana karyawan dapat membuat keputusan yang tepat? Dalam artikel ini, kami akan membahas konsep upskilling dan reskilling, serta manfaatnya. Kami juga akan memberi Anda beberapa panduan untuk memilih jalan yang paling sesuai dengan kebutuhan profesional Anda.

Baca juga: Peluang Karir dan Panduan Menjadi Keamanan Cloud

Memahami Konsep Reskilling dan Upskilling

Reskilling adalah proses melatih kembali karyawan untuk menguasai keterampilan baru yang berbeda dari yang mereka miliki saat ini, dengan tujuan mempersiapkan mereka untuk peran atau bidang pekerjaan yang berbeda. Ini sering kali diperlukan ketika suatu pekerjaan menjadi usang akibat perubahan teknologi atau dinamika pasar. Misalnya, seorang akuntan yang pekerjaannya terancam oleh otomatisasi mungkin menjalani reskilling untuk menjadi analis data, memanfaatkan keterampilan analisisnya dalam konteks yang baru.

Di sisi lain, upskilling adalah proses meningkatkan atau memperbarui keterampilan yang sudah dimiliki karyawan, atau menambahkan keterampilan baru yang relevan dengan peran mereka saat ini. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi dalam pekerjaan yang sama atau memenuhi tuntutan yang berkembang dalam peran tersebut. Contohnya, seorang software developer yang sudah mahir dalam bahasa pemrograman tertentu mungkin mempelajari bahasa baru atau teknologi terbaru untuk tetap kompetitif dan mengikuti perkembangan industri.

Pentingnya Reskilling dan Upskilling di Era Modern

Perkembangan teknologi yang pesat telah memunculkan kekhawatiran di kalangan pekerja tentang kemungkinan menjadi usang atau tergantikan oleh mesin—a fenomena yang dikenal sebagai FOBO (Fear of Becoming Obsolete). Sebuah survei Gallup menunjukkan peningkatan jumlah pekerja yang khawatir akan digantikan oleh teknologi, dari 15% pada 2021 menjadi 22% pada 2025.

Untuk mengatasi kekhawatiran ini, investasi dalam reskilling dan upskilling menjadi krusial, memastikan bahwa karyawan dapat beradaptasi dan tetap relevan di tengah perubahan. Reskilling memungkinkan pekerja mempelajari keterampilan baru yang berbeda dari bidang sebelumnya, sementara upskilling meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliki agar sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

Perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan tidak hanya meningkatkan daya saing tenaga kerja mereka, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih inovatif dan tangguh. Di sisi lain, individu yang proaktif dalam meningkatkan keterampilan akan memiliki peluang lebih besar untuk tetap relevan dan berkembang di era digital.

Manfaat Reskilling dan Upskilling bagi Karyawan

1. Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Kerja
Dengan memperoleh keterampilan baru atau memperbarui yang sudah ada, karyawan dapat bekerja lebih efisien dan efektif, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan hasil kerja secara keseluruhan.

2. Mengurangi Turnover dan Meningkatkan Retensi Karyawan
Karyawan yang merasa didukung dalam pengembangan profesionalnya cenderung lebih puas dan loyal terhadap perusahaan, mengurangi tingkat pergantian karyawan.

3. Mempercepat Adaptasi terhadap Perubahan Teknologi
Pelatihan yang tepat memungkinkan karyawan untuk mengikuti perkembangan teknologi, memastikan mereka tidak tertinggal dan dapat memanfaatkan alat atau sistem baru dengan cepat.

4. Meningkatkan Keunggulan Kompetitif
Karyawan yang terus mengembangkan keterampilannya dapat memberikan kontribusi signifikan dalam inovasi dan membantu perusahaan bersaing lebih efektif di pasar.

5. Menumbuhkan Inovasi dan Kreativitas
Pembelajaran berkelanjutan mendorong karyawan untuk berpikir kreatif dan menawarkan solusi baru, yang dapat membawa perbaikan dan inovasi dalam proses bisnis.

Tantangan dalam Implementasi Reskilling dan Upskilling

Meskipun memiliki banyak manfaat, implementasi program reskilling dan upskilling tidak tanpa tantangan. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Identifikasi Kebutuhan Keterampilan
    Menentukan keterampilan apa yang dibutuhkan di masa depan memerlukan analisis mendalam tentang tren industri dan kebutuhan bisnis.
  • Sumber Daya dan Waktu
    Pelatihan memerlukan investasi waktu dan biaya, baik dari sisi karyawan maupun perusahaan.
  • Motivasi Karyawan
    Tidak semua karyawan memiliki motivasi yang sama untuk belajar. Membangun budaya pembelajaran yang positif menjadi kunci keberhasilan.

Strategi Efektif untuk Reskilling dan Upskilling

Untuk mengatasi tantangan tersebut, perusahaan dan karyawan dapat mempertimbangkan strategi berikut:

  • Evaluasi Kesenjangan Keterampilan
    Lakukan penilaian untuk mengidentifikasi keterampilan yang ada dan yang dibutuhkan, sehingga program pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik.
  • Kolaborasi dengan Lembaga Pendidikan
    Bekerja sama dengan universitas atau platform pelatihan online dapat menyediakan kurikulum yang relevan dan up-to-date.
  • Pembelajaran Berbasis Proyek
    Mendorong karyawan untuk terlibat dalam proyek nyata yang memungkinkan mereka menerapkan keterampilan baru secara praktis.
  • Mentoring dan Coaching
    Program pendampingan dapat membantu karyawan mendapatkan bimbingan langsung dan umpan balik konstruktif.

Menentukan Pilihan yang Tepat: Reskilling atau Upskilling?

Memilih antara reskilling dan upskilling bergantung pada beberapa faktor, termasuk tujuan karir individu, kebutuhan perusahaan, dan perkembangan industri. Pertimbangkan hal-hal berikut:

  • Tujuan Karir Pribadi
    Jika Anda ingin beralih ke bidang atau peran yang berbeda, reskilling mungkin lebih sesuai. Namun, jika Anda ingin maju dalam jalur karir saat ini, upskilling adalah pilihan yang lebih tepat.
  • Kebutuhan Industri
    Jika industri tempat Anda bekerja mengalami perubahan besar akibat teknologi atau regulasi, reskilling bisa menjadi solusi untuk tetap relevan. Namun, jika perubahan lebih bersifat evolusi, upskilling dapat membantu Anda beradaptasi secara bertahap.
  • Kondisi di Perusahaan
    Beberapa perusahaan lebih memprioritaskan upskilling untuk meningkatkan efisiensi tim yang ada, sementara yang lain mungkin menawarkan peluang reskilling untuk peran baru. Memahami strategi perusahaan dapat membantu Anda menentukan langkah terbaik.
  • Ketersediaan Pelatihan dan Sumber Daya
    Jika perusahaan menyediakan program reskilling yang sesuai dengan minat dan potensi Anda, ini bisa menjadi kesempatan emas untuk berpindah jalur karir. Namun, jika pelatihan lebih fokus pada peningkatan keterampilan yang sudah ada, upskilling mungkin lebih masuk akal.

Baca juga: Sukses Karir sebagai Data Scientist dan Membangun Keahlian

Kesimpulan

Baik reskilling maupun upskilling merupakan investasi dalam pengembangan diri dan keberlanjutan karir, dengan pilihan yang bergantung pada tujuan pribadi, tren industri, dan peluang yang tersedia. Jika ingin berpindah ke bidang baru yang lebih menjanjikan, reskilling adalah pilihan tepat, sedangkan upskilling lebih sesuai bagi mereka yang ingin tetap dalam jalur karir yang sama dengan peningkatan keterampilan. Yang terpenting, teruslah belajar dan beradaptasi agar tetap relevan di dunia kerja yang terus berubah. Dengan strategi yang tepat, keduanya dapat membantu mencapai kesuksesan profesional di era modern ini.

Temukan Lowongan Pekerjaan Di MSBU!

Bagikan Artikel Ini

Berlangganan newsletter kami!