back to blog

Perbedaan Teknis HTTP dan HTTPS yang Penting Dipahami Developer Pemula

Read Time 6 mins | 15 Jul 2025 | Written by: Hastin Lia

2149406771

HTTP dan HTTPS merupakan dua protokol dasar yang menjadi fondasi komunikasi data di web, dan memahami perbedaan teknis di antara keduanya adalah hal penting yang perlu dikuasai sejak dini oleh setiap developer pemula. Meskipun perbedaan di antara keduanya tampak sederhana dari segi tampilan URL—hanya menambahkan satu huruf “S”—namun dampaknya terhadap keamanan, performa, dan pengalaman pengguna sangat signifikan. Tanpa pemahaman yang benar, developer bisa saja membangun aplikasi web yang berisiko, mudah disusupi, atau tidak dipercaya oleh pengguna dan mesin pencari. Artikel ini akan membahas pengertian dasar HTTP dan HTTPS, perbedaan teknis yang mendasarinya, dampaknya terhadap pengembangan web, serta bagaimana hal ini memengaruhi SEO dan kepercayaan pengguna.

1. Pengertian Dasar HTTP dan HTTPS

Apa Itu HTTP?

HTTP adalah singkatan dari Protocol Transfer Hypertext, yang digunakan oleh browser untuk meminta dan mengirim informasi dari atau ke server web. Protokol ini memungkinkan halaman web ditampilkan di browser dan memungkinkan pengguna mengakses informasi seperti teks, gambar, video, dan formulir melalui internet. Saat pengguna mengetikkan URL seperti http://example.com, browser menghubungi server web tujuan menggunakan HTTP dan meminta halaman web ditampilkan.

Namun, ada kelemahan besar HTTP: semua pesan tidak terenkripsi. Artinya, siapa pun yang terhubung, seperti peretas di jaringan Wi-Fi publik, dapat dengan mudah membaca data yang dikirim.

Apa Itu HTTPS?

Protokol Transfer Hipertext Aman (HTTPS) adalah versi aman dari HTTP yang menambahkan lapisan keamanan melalui enkripsi data menggunakan protokol Secure Sockets Layer (SSL) atau versi terbarunya, Transport Layer Security (TLS).

Dengan HTTPS, semua komunikasi antara browser dan server dienkripsi. Ini memastikan bahwa data pribadi seperti kata sandi, nomor kartu kredit, dan informasi lainnya tidak dapat disadap.

Untuk protokol ini, URL contohnya adalah https://example.com. Untuk menjaga keamanan dan reputasi, hampir semua situs web modern—terutama yang menangani data pengguna—harus menggunakan HTTPS.

Baca juga: 5 Library Python yang Wajib Dikenal Pemula Data Analyst

2. Perbedaan Teknis antara HTTP dan HTTPS

Untuk benar-benar memahami mengapa HTTPS lebih direkomendasikan daripada HTTP, mari kita bahas beberapa perbedaan teknis utama yang harus diketahui oleh developer pemula:

A. Enkripsi Data

Perbedaan paling mendasar antara HTTP dan HTTPS adalah cara keduanya menangani keamanan data.

  • HTTP mengirimkan semua data dalam bentuk plain text, tanpa proses enkripsi. Siapa pun yang menyadap lalu lintas jaringan bisa membaca isi komunikasi dengan mudah.
  • HTTPS, di sisi lain, mengenkripsi semua data menggunakan SSL/TLS, sehingga isi komunikasi antara browser dan server menjadi tidak dapat dibaca oleh pihak ketiga.

Contoh risiko pada HTTP:
Jika formulir login diakses melalui situs HTTP, peretas dapat dengan mudah mengambil username dan password pengguna di jaringan publik. Namun, jika formulir diakses melalui HTTPS, data terenkripsi dan tidak dapat diakses oleh pihak ketiga.

B. Port yang Digunakan

Dalam komunikasi jaringan, setiap protokol menggunakan nomor port tertentu sebagai jalur komunikasi. Ini juga membedakan HTTP dan HTTPS dari sisi teknis:

  • HTTP menggunakan port 80
  • HTTPS menggunakan port 443

Meskipun perbedaan ini biasanya tidak terlihat oleh pengguna, sebagai pengembang, memahami port sangat penting terutama saat mengatur konfigurasi server, firewall, atau mengembangkan aplikasi yang bekerja dengan protokol web secara langsung.

C. Sertifikat Keamanan (SSL/TLS Certificate)

Sertifikat keamanan SSL atau TLS yang dikeluarkan oleh otoritas sertifikat (CA) yang dihormati menunjukkan kepemilikan situs web, validitas sertifikat, dan kunci publik yang digunakan dalam proses enkripsi. Tanpa sertifikat ini, HTTPS tidak akan berfungsi.

  • Saat pengguna mengunjungi situs HTTPS, browser akan melakukan proses yang disebut SSL handshake untuk memverifikasi identitas server dan membuat koneksi terenkripsi.
  • Situs tanpa sertifikat SSL yang valid akan ditandai oleh browser dengan peringatan “Not Secure”, bahkan sebelum pengguna mengaksesnya.

Sebaliknya, HTTP tidak memerlukan sertifikat sama sekali, dan oleh karena itu tidak menyediakan proses verifikasi identitas maupun enkripsi data.

D. Validasi Identitas Website

HTTPS menjamin bahwa pengguna adalah pemilik situs web. Pengguna dapat merasa yakin bahwa mereka sedang mengakses situs asli, bukan situs palsu, saat browser berhasil melakukan handshake dengan sertifikat SSL yang valid.

Jika HTTP tidak memiliki fitur ini, pengguna dapat diarahkan ke situs yang tidak asli dengan tampilan yang mirip tanpa mereka sadari.

Sebagai developer pemula, hal ini penting untuk dipahami saat Anda mengembangkan aplikasi login, sistem pembayaran, atau fitur lain yang menyimpan data penting pengguna.

E. Performa dan Dukungan HTTP/2

Ada anggapan lama bahwa HTTPS lebih lambat dari HTTP karena proses enkripsinya memerlukan waktu lebih banyak. Namun hal ini tidak lagi relevan di era modern, karena:

  • HTTPS mendukung protokol baru seperti HTTP/2, yang jauh lebih cepat dan efisien daripada HTTP/1.1.
  • HTTP/2 hanya bisa digunakan jika situs Anda menggunakan HTTPS. Protokol ini memungkinkan multiple request dikirim bersamaan (multiplexing), kompresi header, dan penghematan waktu muat halaman.

Dengan demikian, dari sisi performa, HTTPS kini bahkan bisa lebih cepat dari HTTP, terutama di situs yang kompleks atau memiliki banyak konten dinamis.

3. Dampak terhadap Pengembangan Website

Developer pemula biasanya berkonsentrasi pada tampilan dan fitur situs, tetapi mereka mengabaikan protokol yang digunakan. Meskipun demikian, HTTP dan HTTPS memiliki pengaruh langsung pada berbagai elemen teknis yang terlibat dalam pembuatan aplikasi web, terutama yang berkaitan dengan server atau browser.

A. Akses API dan Permintaan Data di Browser

Banyak browser modern membatasi fungsi-fungsi tertentu hanya untuk situs yang menggunakan HTTPS. Misalnya:

  • Geolocation API, Camera access, Bluetooth API, dan berbagai fitur berbasis keamanan lainnya hanya bisa digunakan di situs yang berjalan dengan HTTPS.
  • CORS (Cross-Origin Resource Sharing) juga lebih ketat diterapkan pada HTTP, sehingga bisa menimbulkan masalah saat fetch data dari sumber lain.

Dengan kata lain, menggunakan HTTPS membuka lebih banyak fitur modern di browser dan menghindari error yang tidak perlu.

B. Formulir dan Pengiriman Data

Jika situs Anda memproses form seperti login, pendaftaran, atau transaksi, maka menggunakan HTTP adalah pilihan yang tidak aman. Data akan dikirim dalam bentuk terbuka dan bisa disadap oleh siapa saja yang berada dalam jaringan yang sama.

Browser seperti Google Chrome sudah mulai menampilkan peringatan keamanan pada semua form input di situs HTTP, bahkan jika hanya meminta nama pengguna dan sandi. Ini bisa menurunkan kepercayaan pengguna terhadap aplikasi Anda.

C. Kepercayaan dan Indikator Visual di Browser

Browser modern secara eksplisit menampilkan status keamanan suatu situs melalui ikon gembok di address bar. Situs yang menggunakan HTTPS akan diberi ikon gembok hijau atau abu-abu, sementara situs HTTP akan ditandai dengan peringatan merah bertuliskan “Not Secure.”

Hal ini berdampak langsung pada persepsi pengguna. Jika Anda membangun aplikasi untuk klien atau portofolio pribadi, menggunakan HTTPS menunjukkan bahwa Anda memahami standar industri dan serius terhadap keamanan.

4. HTTPS dan SEO

Selain dari sisi keamanan dan performa, penggunaan HTTPS juga berdampak pada aspek Search Engine Optimization (SEO).

A. Google Mengutamakan HTTPS

Sejak tahun 2014, Google secara resmi mengumumkan bahwa HTTPS adalah salah satu sinyal peringkat dalam algoritma pencariannya. Artinya, dua situs dengan konten serupa bisa saja memiliki peringkat berbeda hanya karena salah satunya menggunakan HTTPS.

Ini artinya, jika Anda membuat situs untuk bisnis atau klien, menggunakan HTTPS bisa membantu meningkatkan visibilitas situs di hasil pencarian Google.

B. Pengalaman Pengguna dan Bounce Rate

Pengguna yang melihat peringatan “Not Secure” saat membuka situs HTTP kemungkinan besar akan langsung menutup halaman tersebut. Hal ini akan berdampak pada bounce rate, yang juga menjadi salah satu sinyal negatif dalam SEO.

HTTPS meningkatkan kepercayaan dan kenyamanan pengguna saat menjelajah situs Anda, yang pada akhirnya membantu mempertahankan trafik dan meningkatkan interaksi pengguna.

C. AMP dan Fitur Google Lainnya

Fitur seperti AMP (Accelerated Mobile Pages) yang mempercepat loading halaman di perangkat mobile, serta beberapa integrasi layanan Google lainnya, hanya tersedia untuk situs yang menggunakan HTTPS. Jika Anda ingin memanfaatkan teknologi modern dari ekosistem Google, HTTPS adalah syarat mutlak.

Baca juga: Cloud Architect vs DevOps Engineer: Perbedaan dan Kolaborasinya

Kesimpulan

HTTP dan HTTPS bukan sekadar perbedaan satu huruf dalam URL, melainkan perbedaan mendasar dalam cara sebuah situs web menjaga keamanan data, kinerja sistem, dan kepercayaan pengguna. Bagi developer pemula, memahami aspek teknis di balik kedua protokol ini adalah bekal penting untuk membangun aplikasi web yang profesional, aman, dan siap digunakan secara luas. Dengan pertumbuhan teknologi yang semakin fokus pada privasi dan performa, beralih ke HTTPS sejak awal adalah langkah bijak yang mencerminkan tanggung jawab dan pemahaman teknis yang matang.

Temukan Lowongan Pekerjaan Di MSBU!

 

 

Hastin Lia

Passionate di dunia IT, sering berbagi tentang teknologi, keamanan data, dan solusi digital.

Floating WhatsApp Button - Final Code (Text Box Smaller All)
WhatsApp Icon Buna