Blog MSBU | Tips & Insight Dunia IT Recruitment

Mengapa Pengelolaan Emosi di Tempat Kerja Sangat Penting untuk Karier

Written by Hastin Lia | 20 Mei 2025

Ketika memasuki kantor atau ruang kerja, sebagian orang mengira bahwa semua emosi pribadi harus ditinggalkan di luar. Padahal, emosi bukan seperti jaket yang bisa digantung di belakang pintu. Ia melekat pada cara kita berpikir, berinteraksi, dan mengambil keputusan. Oleh karena itu, pengelolaan emosi di tempat kerja bukan hanya penting—tetapi sangat krusial untuk mendukung kelangsungan dan perkembangan karir seseorang.

Bekerja tidak hanya soal menyelesaikan tugas, tapi juga melibatkan komunikasi, tekanan, ekspektasi, dan kerja sama tim. Dalam kondisi seperti ini, emosi pasti muncul—baik positif maupun negatif. Yang menjadi pembeda bukanlah siapa yang tidak pernah merasa kesal atau cemas, melainkan siapa yang mampu mengenali dan mengelola emosi tersebut dengan baik.

Apa Itu Pengelolaan Emosi di Tempat Kerja?

Pengelolaan emosi di tempat kerja adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengarahkan emosi pribadi secara tepat dalam lingkungan profesional. Ini termasuk kesadaran terhadap perasaan yang muncul, baik dari dalam diri maupun dari interaksi dengan orang lain, serta kemampuan untuk meresponnya dengan cara yang konstruktif.

Perlu dipahami bahwa mengelola emosi bukan berarti menekan perasaan atau memaksakan diri untuk selalu positif. Justru, emosi negatif seperti marah, kecewa, atau cemas adalah sinyal yang valid. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, emosi tersebut bisa menjadi penghambat komunikasi, memicu konflik, bahkan merusak reputasi profesional.

Kemampuan ini juga mencakup aspek empati—memahami perasaan orang lain, serta keterampilan sosial seperti mendengarkan, menyampaikan pendapat tanpa menyakiti, dan membangun relasi kerja yang sehat. Maka dari itu, pengelolaan emosi bukan sekadar keahlian tambahan, tetapi bagian inti dari kecerdasan emosional yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja.

Baca juga: Berhenti Ikut-Ikutan Rekan Kerja, Bangun Reputasi Profesionalmu

Dampak Positif Pengelolaan Emosi terhadap Karier

Mengapa pengelolaan emosi di tempat kerja sangat berpengaruh terhadap perkembangan karier? Jawabannya sederhana: karena karier bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang bagaimana kita bekerja dengan orang lain dan menghadapi berbagai situasi kerja yang penuh tekanan.

Berikut beberapa dampak positif dari kemampuan mengelola emosi dengan baik: 

1. Meningkatkan Hubungan Kerja

Karyawan yang mampu mengelola emosinya dengan baik cenderung lebih mudah berkomunikasi dan membangun relasi yang sehat. Mereka bisa menyampaikan ide dengan tenang, menerima perbedaan pendapat tanpa tersinggung, dan membantu menciptakan suasana kerja yang nyaman. Lingkungan kerja yang positif seperti ini sangat mendukung produktivitas dan kolaborasi.

2. Mempermudah Pengambilan Keputusan

Ketika emosi tidak terkendali, pengambilan keputusan bisa menjadi impulsif atau terlalu subjektif. Sebaliknya, seseorang yang mampu menenangkan diri terlebih dahulu akan cenderung lebih rasional dan obyektif dalam menentukan langkah. Ini sangat penting terutama dalam posisi yang menuntut kepemimpinan atau tanggung jawab besar.

3. Mengurangi Risiko Konflik

Salah satu sumber konflik di tempat kerja adalah komunikasi yang dilakukan saat emosi sedang tinggi. Kemampuan mengelola emosi membantu seseorang untuk tidak bereaksi berlebihan, memilih kata dengan hati-hati, dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Hal ini akan menghindarkan dari konflik yang seharusnya tidak perlu terjadi.

4. Meningkatkan Reputasi Profesional

Karyawan yang tenang dalam tekanan, mampu mendengarkan orang lain, dan tetap bersikap sopan meskipun tidak setuju, akan dilihat sebagai pribadi yang dewasa dan dapat diandalkan. Citra seperti inilah yang dibutuhkan untuk kemajuan karier, karena perusahaan tentu lebih percaya pada orang yang mampu mengelola dirinya dengan baik.

Tanda-Tanda Emosi yang Tidak Terkelola Bisa Menghambat Karier

Tidak semua orang menyadari bahwa masalah karirnya bisa jadi berakar dari emosi yang tidak terkelola. Berikut adalah beberapa tanda bahwa kamu mungkin perlu lebih serius memperhatikan aspek ini:

1. Mudah Tersulut Saat Mendapat Teguran atau Kritik

Merasa tersinggung atau marah ketika mendapat masukan adalah hal yang manusiawi. Tapi jika reaksi ini muncul terus-menerus dan sulit dikendalikan, bisa jadi kamu sedang mengalami kesulitan dalam menerima umpan balik. Padahal, kritik yang disampaikan dengan baik adalah bahan penting untuk tumbuh secara profesional.

2. Sering Terbawa Emosi Saat Bekerja

Contohnya adalah saat suasana hati mempengaruhi produktivitas kerja. Ketika sedang kesal, kamu jadi tidak fokus. Saat merasa kecewa, kamu jadi tidak ingin berinteraksi dengan tim. Jika emosi pribadi sering mengganggu performa kerja, ini adalah sinyal penting yang tidak boleh diabaikan.

3. Menjauh dari Rekan Kerja Karena Masalah Pribadi

Ada kalanya kita merasa tidak cocok dengan seseorang di kantor. Namun jika emosi negatif tersebut dibiarkan, tanpa pengelolaan yang baik, kamu bisa menjadi pribadi yang sulit diajak kerja sama atau bahkan memicu kesan negatif dari orang lain.

4. Karier Terhambat Karena Dinilai Kurang Profesional

Penilaian profesionalisme tidak hanya berasal dari hasil kerja, tapi juga dari cara seseorang menyikapi tekanan, konflik, dan dinamika tim. Jika kamu sering dianggap terlalu emosional, sulit diajak diskusi, atau tidak bisa mengendalikan diri dalam situasi genting, maka peluang karir pun bisa tertahan.

Cara Melatih Pengelolaan Emosi di Dunia Kerja

Kabar baiknya, kemampuan mengelola emosi bukanlah bakat bawaan yang tidak bisa diubah. Ini adalah keterampilan yang bisa dilatih seiring waktu dengan kesadaran dan usaha. Berikut beberapa cara praktis untuk mulai melatih pengelolaan emosi di tempat kerja:

1. Kenali Pola Emosi Diri Sendiri

Langkah pertama adalah menyadari emosi yang sering muncul dan dalam situasi seperti apa kamu cenderung kehilangan kendali. Apakah kamu cepat marah saat pekerjaan dibatalkan mendadak? Atau merasa cemas ketika diminta presentasi? Mengenali pola ini akan membantu kamu mengantisipasi dan menyiapkan respons yang lebih sehat.

2. Latih Jeda Sebelum Merespons

Saat emosi muncul, tubuh cenderung ingin segera bereaksi. Dalam momen seperti itu, berikan waktu sejenak untuk diam, menarik napas, atau menunda balasan. Jeda ini sangat berguna untuk mencegah kamu mengatakan atau melakukan sesuatu yang nanti disesali.

3. Bangun Kebiasaan Refleksi

Luangkan waktu di akhir hari atau akhir minggu untuk merenungkan apa yang terjadi. Bukan hanya soal hasil kerja, tapi juga tentang bagaimana kamu merespons situasi emosional. Refleksi ini membantu kamu lebih sadar diri dan belajar dari pengalaman.

4. Belajar Mendengarkan Secara Aktif

Banyak konflik terjadi karena orang hanya ingin didengar, bukan ingin mendengar. Latih kemampuan untuk benar-benar mendengarkan lawan bicara tanpa langsung memotong atau menghakimi. Hal ini akan memperkaya perspektifmu dan mengurangi kesalahpahaman.

5. Jangan Ragu Mencari Bantuan Profesional

Jika kamu merasa pengelolaan emosi di tempat kerja sudah sangat mengganggu, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog, coach, atau mentor profesional. Terkadang, sudut pandang dari luar sangat membantu dalam memahami dan mengelola situasi yang rumit.

Baca juga: Pilih Hustle atau Slow Living untuk Sukses Jangka Panjang?

Kesimpulan

Mengelola emosi bukan berarti kamu harus menjadi orang yang selalu tenang atau tidak pernah merasa kesal. Justru, menjadi pribadi yang sadar akan emosi dan mampu meresponsnya secara sehat adalah tanda kedewasaan emosional yang sangat dihargai di dunia kerja. Pengelolaan emosi di tempat kerja bukan hanya mencegah masalah, tapi juga membuka jalan untuk relasi kerja yang lebih baik, keputusan yang lebih bijak, dan reputasi profesional yang kuat—semuanya merupakan fondasi penting untuk perkembangan karier yang berkelanjutan.

Temukan Lowongan Pekerjaan Di MSBU!