Membangun Tim IT Agile sering kali terdengar seperti proses panjang yang penuh dengan rekrutmen dan pelatihan internal. Tidak sedikit perusahaan yang merasa perlu membuka lowongan baru, melakukan proses seleksi yang ketat, hingga menyusun ulang struktur organisasi hanya untuk menciptakan tim yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan teknologi.
Padahal, membentuk tim yang agile tidak selalu harus dilakukan dengan menambah karyawan tetap. Ada cara yang lebih fleksibel dan efisien, khususnya bagi perusahaan yang ingin bergerak cepat, tanpa terbebani proses rekrutmen panjang maupun resiko kelebihan staf setelah proyek selesai.
Melalui artikel ini, mari bahas mengapa Tim IT Agile sangat dibutuhkan, tantangan dalam membentuknya lewat jalur internal, serta solusi alternatif yang lebih praktis, termasuk bagaimana MSBU bisa membantu perusahaan mewujudkannya.
Di era digital saat ini, kecepatan menjadi kunci. Perubahan teknologi bisa terjadi dalam hitungan minggu, bahkan hari. Sementara itu, ekspektasi pelanggan dan tekanan pasar terus meningkat. Dalam situasi seperti ini, perusahaan membutuhkan tim yang bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, mampu bereksperimen, dan belajar dari kegagalan tanpa harus mengulang dari nol.
Di sinilah pentingnya pendekatan agile dalam pengelolaan tim IT. Agile bukan sekadar metode kerja, tetapi cara berpikir. Tim agile bekerja dalam iterasi pendek, cepat dalam pengambilan keputusan, dan sangat fokus pada kolaborasi lintas fungsi. Prosesnya pun cenderung lebih ringan, namun tetap menjaga kualitas dan akuntabilitas.
Perusahaan yang memiliki Tim IT Agile akan lebih siap dalam menghadapi proyek digital, mengembangkan produk baru, atau menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang terus berubah. Tapi tentu saja, membentuk tim semacam ini tidak semudah membalik telapak tangan.
Baca juga: Peran IT Vendor dalam Otomatisasi Proses Manufaktur
Sering kali, langkah pertama yang terpikir untuk membentuk Tim IT Agile adalah merekrut posisi baru. Namun dalam praktiknya, pendekatan ini memiliki tantangan tersendiri:
1. Proses Rekrutmen yang Panjang dan Biaya Tinggi
Merekrut talenta IT yang benar-benar menguasai metodologi agile dan siap terjun langsung ke proyek bukan hal mudah. Proses seleksi bisa memakan waktu berbulan-bulan, mulai dari mencari kandidat, wawancara, hingga negosiasi dan onboarding.
2. Mindset Agile Tidak Bisa Didapat Instan
Agile bukan hanya soal mengikuti sprint planning dan daily stand-up. Dibutuhkan pengalaman dan pola pikir kolaboratif yang sudah terbentuk. Tidak semua orang cocok bekerja dalam lingkungan yang cepat berubah dan penuh iterasi.
3. Struktur Organisasi yang Kaku
Beberapa organisasi masih bekerja dengan struktur hierarkis yang kuat, sehingga sulit untuk benar-benar menerapkan agile secara menyeluruh. Akibatnya, tim internal yang baru direkrut pun belum tentu bisa bekerja secara optimal.
4. Risiko Overstaffing
Setelah proyek selesai, beban gaji tetap harus ditanggung. Ini menjadi beban tambahan jika kapasitas kerja tim tidak lagi sebesar saat proyek berlangsung.
Dengan berbagai tantangan di atas, sudah saatnya mempertimbangkan cara lain yang lebih gesit dan efisien.
Solusinya adalah: membentuk tim agile tanpa harus menambah posisi internal, yaitu dengan memanfaatkan layanan outsourcing IT profesional seperti yang ditawarkan oleh MSBU.
Apa Itu Tim Agile dari Outsourcing?
Daripada membentuk tim dari nol, perusahaan bisa bekerja sama dengan pihak ketiga yang sudah memiliki tenaga ahli berpengalaman dan siap bekerja dalam kerangka agile. Tim eksternal ini akan langsung masuk ke proyek dengan ritme kerja yang adaptif, kolaboratif, dan cepat.
Model seperti ini cocok untuk perusahaan yang ingin bergerak cepat, menghindari birokrasi panjang, dan tetap menjaga kualitas kerja. MSBU, misalnya, menyediakan talenta IT yang tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga terbiasa bekerja dalam kerangka agile. Artinya, tidak perlu pelatihan tambahan atau proses adaptasi yang lama.
Bermitra dengan penyedia tenaga ITi MSBU menghadirkan berbagai keuntungan nyata:
1. Hemat Waktu dan Biaya Rekrutmen
Perusahaan tidak perlu membuka lowongan, menyaring kandidat, atau melakukan onboarding. Talenta dari MSBU bisa langsung masuk ke proyek sesuai kebutuhan.
2. Tim Sudah Siap Kerja
Tenaga ahli yang disediakan sudah terbiasa bekerja secara agile. Mereka tahu bagaimana menyusun backlog, melakukan sprint, berkoordinasi lintas fungsi, hingga memprioritaskan pekerjaan dengan cepat.
3. Skalabilitas Sesuai Proyek
Kebutuhan tim bisa disesuaikan dengan skala proyek. Saat proyek besar, tim bisa diperbesar. Ketika proyek selesai, kapasitas bisa dikurangi tanpa mempengaruhi struktur organisasi internal.
5. Kualitas dan Kontrol Tetap Terjaga
Dengan sistem outsourcing, perusahaan tidak terbebani oleh beban kepegawaian jangka panjang. Fokus tetap bisa diarahkan ke strategi inti perusahaan, sementara pekerjaan teknis dijalankan oleh mitra terpercaya.
5. Kualitas dan Kontrol Tetap Terjaga
Bekerja dengan tim dari MSBU bukan berarti melepas kendali. Justru kerjasama dibangun dengan pola kolaboratif dan transparan, dengan pelaporan yang terstruktur dan akuntabel sesuai framework agile yang digunakan.
Tidak semua situasi membutuhkan rekrutmen internal. Justru dalam beberapa kondisi, menggunakan tim agile eksternal jauh lebih ideal. Misalnya:
Baca juga: Posisi IT Paling Diburu, Bagaimana Perusahaan Bisa Bertahan?
Membangun Tim IT Agile tidak selalu harus dimulai dengan menambah staf internal. Di tengah tekanan untuk bergerak cepat, efisien, dan tetap kompetitif, membentuk tim melalui layanan outsourcing seperti MSBU justru menjadi solusi yang cerdas. Tim agile dari MSBU sudah siap kerja, fleksibel, dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan perusahaan. Dengan pendekatan ini, perusahaan bisa fokus pada inovasi dan strategi inti tanpa terganggu oleh proses rekrutmen yang panjang dan kompleks. Fleksibel, tangguh, dan adaptif—itulah nilai yang seharusnya dimiliki oleh setiap tim IT masa kini.
Optimalkan bisnis Anda dengan layanan IT outsourcing kami! Hubungi kami sekarang untuk solusi terbaik.