Mencari talenta di dunia IT memang jadi tantangan tersendiri. CV boleh terlihat sempurna, portfolio tampak menarik, tapi apakah orang tersebut benar-benar cocok untuk bekerja di tim anda? Di sinilah pentingnya proses seleksi yang bisa menggambarkan kemampuan nyata seseorang. Dua metode yang paling sering digunakan adalah interview teknis dan hackathon. Keduanya punya pendekatan yang berbeda, dan sering kali menimbulkan perdebatan: mana sih yang sebenarnya lebih efektif untuk menemukan talenta terbaik?
Melalui artikel ini, kita akan membahas secara lengkap kelebihan, kekurangan, serta kapan sebaiknya menggunakan interview teknis atau hackathon. Jadi, kalau anda sedang merancang strategi rekrutmen IT, pastikan membaca sampai habis.
Interview teknis adalah metode seleksi yang paling umum digunakan di perusahaan teknologi. Prosesnya biasanya melibatkan serangkaian pertanyaan seputar algoritma, struktur data, sistem desain, hingga sesi live coding. Kadang kandidat diminta menjawab soal di papan tulis (whiteboard), atau menggunakan tools khusus secara online.
Kelebihan utama dari metode ini adalah efisiensinya. Anda bisa langsung menguji kemampuan dasar kandidat dalam waktu yang singkat. Cocok jika anda sedang mencari orang untuk posisi tertentu yang membutuhkan penguasaan teknis yang spesifik. Format ini juga memudahkan anda menilai logika berpikir kandidat dan seberapa dalam pemahamannya terhadap konsep pemrograman.
Namun dibalik itu, interview teknis cenderung terlalu sempit dalam menilai kompetensi. Banyak pertanyaan yang bersifat teoretis dan jarang ditemukan dalam pekerjaan sehari-hari. Kandidat yang merasa tertekan atau tidak terbiasa dengan format wawancara semacam ini, bisa saja gagal meskipun punya kemampuan kerja nyata yang bagus. Interview teknis juga cenderung mengabaikan aspek kolaborasi, komunikasi, atau kreativitas yang sebenarnya sangat penting dalam pekerjaan di dunia nyata.
Baca juga: Keuntungan dan Kekurangan Wawancara Panel untuk HR
Berbeda dengan interview teknis yang bersifat satu lawan satu, hackathon menawarkan suasana yang lebih dinamis dan menyerupai dunia kerja sebenarnya. Di sini, kandidat diminta untuk menyelesaikan proyek atau studi kasus dalam waktu terbatas—biasanya antara satu hingga tiga hari. Tantangan yang diberikan bisa berupa membangun aplikasi, menyelesaikan bug, atau membuat solusi atas masalah tertentu.
Kelebihan utama hackathon adalah kemampuannya menilai banyak hal sekaligus. Anda bisa melihat bagaimana kandidat mengatur waktu, membagi tugas dalam tim, memecahkan masalah, dan berkomunikasi. Selain kemampuan teknis, hackathon juga memperlihatkan soft skill kandidat seperti kerja sama, adaptasi terhadap tekanan, dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah.
Namun hackathon juga bukan tanpa kekurangan. Menyelenggarakan hackathon membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit. Anda perlu menyiapkan tantangan, tools, juri, bahkan insentif untuk peserta. Tidak semua kandidat nyaman ikut kompetisi semacam ini, apalagi jika mereka terbiasa bekerja dengan tempo yang lebih tenang. Selain itu, hackathon hanya akan efektif jika didesain dengan baik dan sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dijalani oleh kandidat nantinya.
Kalau dilihat dari akurasi dalam menilai kemampuan kandidat, hackathon memberikan gambaran yang lebih menyeluruh. Anda bisa menilai tidak hanya skill teknis, tapi juga bagaimana seseorang bekerja dalam tim, mengambil inisiatif, dan menyelesaikan masalah nyata. Sedangkan interview teknis memang bagus untuk mengukur pemahaman konsep teknis secara mendalam, tapi kurang mencerminkan bagaimana kandidat akan bekerja di kehidupan sehari-hari.
Dari sisi efisiensi waktu dan biaya, interview teknis lebih unggul. Anda hanya butuh satu atau dua jam untuk menilai seorang kandidat. Proses ini juga bisa dilakukan secara individual dan tidak memerlukan banyak logistik. Sementara hackathon jauh lebih kompleks dalam pelaksanaannya. Anda harus menyiapkan waktu lebih lama, tim panitia, hingga sistem penilaian yang adil.
Dalam hal pengalaman yang dirasakan kandidat, hackathon bisa menjadi proses seleksi yang lebih menyenangkan dan memotivasi, terutama bagi mereka yang senang tantangan dan kerja proyek. Tapi format ini juga bisa terasa berat bagi kandidat yang kurang suka kompetisi atau tidak terbiasa bekerja di bawah tekanan. Di sisi lain, interview teknis kerap dianggap membosankan dan menegangkan, apalagi jika soal yang diberikan terlalu abstrak atau tidak relevan dengan pekerjaan sebenarnya.
Soal objektivitas penilaian, hackathon menawarkan pendekatan yang lebih menyeluruh karena prosesnya dinilai dari awal hingga akhir, bukan hanya dari jawaban. Anda bisa menilai hasil akhir, cara berpikir, serta dinamika kerja dalam tim. Sedangkan dalam interview teknis, penilaian sangat bergantung pada pewawancara. Dua pewawancara bisa memberikan penilaian berbeda untuk kandidat yang sama, apalagi jika tidak ada standar penilaian yang jelas.
Jika anda masih bingung memilih antara hackathon dan interview teknis, kenapa tidak mempertimbangkan menggabungkan keduanya?
Banyak perusahaan saat ini menggunakan pendekatan hybrid. Misalnya, mereka mengadakan interview teknis untuk tahap awal seleksi, lalu melanjutkan ke hackathon atau studi kasus bagi kandidat yang sudah lolos. Cara ini memungkinkan anda menyaring berdasarkan kemampuan dasar terlebih dahulu, kemudian menguji kemampuan praktis mereka dalam proyek nyata.
Ada juga perusahaan yang menggelar hackathon sebagai proses penyaringan massal, lalu membawa kandidat terbaik ke tahap interview teknis untuk validasi akhir. Dengan begitu, anda bisa melihat dua sisi kandidat—baik dari teori maupun praktik. Kombinasi seperti ini sangat cocok jika anda ingin memastikan bahwa talenta yang anda pilih benar-benar bisa bekerja di tim dan menyelesaikan tantangan secara nyata.
Menentukan metode seleksi yang paling cocok tidak bisa asal pilih. Anda perlu mempertimbangkan berbagai hal.
Pertama, lihat skala kebutuhan rekrutmen anda. Jika anda butuh merekrut dalam jumlah besar untuk proyek tertentu, hackathon bisa jadi alat seleksi massal yang efektif. Tapi kalau hanya butuh satu posisi dengan kualifikasi tinggi, interview teknis bisa lebih efisien.
Kedua, perhatikan budaya dan gaya kerja di perusahaan anda. Kalau anda mengutamakan kolaborasi, kreativitas, dan semangat kerja tim, hackathon bisa mencerminkan semua itu. Tapi jika organisasi anda lebih formal dan struktur kerja cenderung individual, interview teknis bisa lebih cocok.
Ketiga, pertimbangkan sumber daya dan waktu yang tersedia. Hackathon memang menarik, tapi tidak semua organisasi siap melaksanakannya, baik dari sisi logistik maupun tim pendukung. Jika anda ingin mencoba hackathon, mulailah dari skala kecil terlebih dahulu sebagai pilot project.
Dan terakhir, jangan lupa untuk mengukur efektivitas dari setiap metode yang anda gunakan. Apakah kandidat yang lolos memang perform saat bekerja? Apakah proses seleksinya adil dan disukai oleh pelamar? Evaluasi ini penting agar metode seleksi anda terus berkembang seiring waktu.
Baca juga: Red Flags dalam Interview yang Sering Diabaikan HRD
Dalam proses mencari talenta IT, tidak ada metode seleksi yang benar-benar sempurna. Baik interview teknis maupun hackathon sama-sama punya kelebihan dan kekurangannya. Interview teknis cocok jika anda ingin proses cepat dan fokus pada logika serta pemahaman konsep. Sementara hackathon memberikan gambaran lebih nyata tentang cara kerja kandidat dalam tim, kemampuan menyelesaikan masalah, dan daya tahan terhadap tekanan.
Mana yang paling efektif? Jawabannya tergantung pada kebutuhan dan konteks perusahaan anda. Tidak harus memilih salah satu—kombinasi keduanya sering kali memberikan hasil yang paling akurat. Yang penting adalah memastikan bahwa proses seleksi anda benar-benar mengukur hal-hal yang penting bagi pekerjaan yang akan dijalankan.
Karena pada akhirnya, yang anda cari bukan hanya orang yang bisa menjawab soal, tapi yang bisa bekerja, berkolaborasi, dan berkembang bersama tim anda. Jadi, rancang proses rekrutmen anda sebaik mungkin—karena talenta hebat layak ditemukan dengan cara yang hebat juga.
Anda bisa mengunjungi MSBU, layanan IT staffing dan rekrutmen yang dapat membantu perusahaan Anda menemukan kandidat terbaik dengan lebih aman dan efisien.