Cara Tetap Tenang dan Produktif Saat Dikejar Deadline
Read Time 7 mins | 24 Okt 2025 | Written by: Nur Rachmi Latifa

Setiap orang pasti pernah merasakan tekanan saat dikejar deadline. Entah itu laporan kerja yang belum selesai, proyek yang tertunda, atau target yang terasa mustahil dicapai dalam waktu singkat. Kondisi seperti ini seringkali membuat kita gugup, cemas, bahkan kehilangan fokus — padahal justru saat itulah kita paling membutuhkan ketenangan. Kemampuan untuk tetap tenang dan produktif di tengah tekanan waktu bukanlah bakat alami, melainkan keterampilan yang bisa dilatih. Artikel ini akan membahas cara menjaga ketenangan, mengelola waktu, serta mempertahankan produktivitas saat dikejar deadline tanpa mengorbankan kesehatan mental.
Mengapa Deadline Bisa Menjadi Tekanan Berat
Deadline adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, batas waktu membantu kita tetap disiplin, fokus, dan termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Namun di sisi lain, ketika waktu terasa menipis dan beban kerja menumpuk, otak mulai melepaskan hormon stres seperti kortisol yang dapat memicu rasa panik, menurunkan konsentrasi, dan membuat kita sulit berpikir jernih. Rasa tertekan ini biasanya muncul karena tiga hal utama:
- Beban kerja yang terlalu banyak: Saat tugas datang bersamaan tanpa prioritas yang jelas, otak kesulitan memproses mana yang harus dikerjakan lebih dulu, sehingga timbul rasa kewalahan.
- Perencanaan yang kurang matang: Kurangnya pembagian waktu dan strategi kerja yang jelas sering membuat kita menumpuk pekerjaan di akhir, hingga akhirnya terjebak dalam tekanan waktu.
- Perfeksionisme yang membuat takut hasil tidak sempurna: Keinginan untuk menghasilkan pekerjaan sempurna sering kali justru menghambat kemajuan karena kita terus menunda menyelesaikan hal-hal kecil.
Namun, penting diingat bahwa tekanan waktu tidak selalu buruk. Dalam kadar tertentu, deadline justru dapat memunculkan eustress — bentuk stres positif yang membuat kita lebih fokus, berenergi, dan termotivasi. Tantangannya adalah bagaimana menjaga diri tetap berada di zona eustress ini, agar tekanan menjadi pendorong untuk berprestasi, bukan jebakan yang menurunkan produktivitas dan kesejahteraan mental.
Baca juga: Apa Manfaat Jaminan Pensiun bagi Karyawan dan Keluarga?
Kunci Utama: Tetap Tenang di Bawah Tekanan
Langkah pertama untuk tetap tenang dan produktif saat dikejar waktu adalah mengendalikan reaksi tubuh terhadap stres. Ketika rasa panik muncul, tubuh biasanya bereaksi seolah menghadapi bahaya nyata: detak jantung meningkat, napas memburu, dan pikiran menjadi tidak fokus. Beberapa cara sederhana untuk mengembalikan kendali diri:
- Atur napas dengan ritme perlahan: Tarik napas dalam-dalam selama empat detik, tahan empat detik, lalu hembuskan selama empat detik. Ulangi hingga pikiran lebih tenang.
- Ubah cara pandang terhadap deadline: Anggap batas waktu sebagai tantangan yang bisa diselesaikan, bukan sebagai ancaman.
- Jaga rutinitas dasar: Tidur cukup, makan teratur, dan tetap minum air yang cukup untuk menjaga energi.
- Hindari multitasking berlebihan: Fokus pada satu tugas hingga selesai lebih efektif daripada mengerjakan banyak hal sekaligus dengan hasil yang tidak maksimal.
Ketenangan adalah fondasi produktivitas. Saat pikiran jernih, keputusan lebih cepat diambil dan pekerjaan terselesaikan lebih efisien.
Strategi agar Tetap Produktif Saat Dikejar Deadline
Menjadi produktif di bawah tekanan bukan soal bekerja lebih lama, tetapi bekerja lebih cerdas. Berikut beberapa strategi praktis yang dapat membantu Anda mempertahankan produktivitas meski waktu terasa menipis:
- Buat Prioritas yang Jelas
Gunakan metode Eisenhower Matrix untuk memisahkan pekerjaan berdasarkan urgensi dan pentingnya. Fokuslah pada hal yang benar-benar berdampak besar terhadap hasil akhir.
- Pecah Tugas Besar Menjadi Bagian Kecil
Proyek besar sering kali terasa menakutkan karena sulit tahu dari mana memulai. Pecah menjadi langkah-langkah kecil yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Setiap progres kecil akan meningkatkan rasa percaya diri.
- Gunakan Teknik Pomodoro
Bekerjalah selama 25 menit penuh tanpa gangguan, lalu istirahat 5 menit. Setelah empat sesi, ambil jeda 15–30 menit. Teknik ini terbukti meningkatkan fokus dan mencegah kelelahan mental.
- Kurangi Distraksi Digital
Nonaktifkan notifikasi media sosial, tutup tab browser yang tidak relevan, dan matikan chat yang tidak penting. Satu gangguan kecil bisa mengurangi fokus selama 15–20 menit.
- Kelola Energi, Bukan Hanya Waktu
Kenali jam-jam produktif Anda. Jika Anda tipe “morning person”, kerjakan tugas berat di pagi hari. Simpan pekerjaan ringan untuk sore hari ketika energi mulai menurun.
Produktivitas tidak diukur dari seberapa sibuk Anda, melainkan seberapa banyak hasil bermakna yang bisa dicapai tanpa menguras energi secara berlebihan.
Mengelola Emosi dan Pikiran Saat Deadline Mendekat
Mendekati deadline, emosi sering kali memuncak — rasa gugup, cemas, bahkan mudah marah menjadi hal yang umum terjadi. Tekanan waktu dapat membuat seseorang kehilangan kendali emosi dan sulit berpikir jernih. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bukan hanya mempengaruhi kualitas hasil kerja, tetapi juga suasana tim dan hubungan antar rekan kerja. Untuk mengatasinya, pertama-tama kenali tanda-tanda stres yang mulai muncul, seperti sulit tidur, kehilangan fokus, mudah tersinggung, atau merasa tidak percaya diri. Kesadaran diri ini penting karena merupakan langkah awal untuk mengendalikan reaksi emosional sebelum berkembang menjadi kelelahan mental (burnout).
Setelah menyadarinya, lakukan langkah sederhana seperti menarik napas dalam secara perlahan, berjalan sebentar untuk menjernihkan pikiran, atau melakukan self-talk positif seperti, “Saya mampu menyelesaikannya satu langkah demi satu.” Tindakan kecil semacam ini membantu menenangkan sistem saraf dan mengembalikan fokus ke hal-hal yang bisa Anda kendalikan. Selain itu, jangan ragu untuk meminta bantuan atau mendelegasikan tugas ketika beban kerja terasa tidak realistis. Memaksakan diri menyelesaikan semuanya sendiri hanya akan memperburuk stres dan menurunkan kualitas hasil. Ingat, ketenangan bukan berarti pasif, melainkan kemampuan mengatur diri dan energi di tengah tekanan.
Dengan mental yang stabil, kesadaran diri yang baik, dan komunikasi yang terbuka dengan tim, Anda dapat tetap tenang dan produktif bahkan saat waktu terasa sempit. Pada akhirnya, kemampuan mengelola emosi bukan hanya membantu Anda melewati satu deadline, tetapi juga membangun ketahanan mental untuk menghadapi tekanan jangka panjang dalam dunia kerja.
Mengatur Lingkungan Kerja agar Lebih Kondusif
Lingkungan kerja yang berantakan dapat memperburuk stres dan mengganggu fokus. Sebaliknya, ruang kerja yang rapi dan teratur membantu otak merasa lebih terkendali. Beberapa cara sederhana untuk menciptakan suasana kerja yang mendukung produktivitas:
- Rapikan meja dan simpan hanya barang yang relevan dengan pekerjaan.
- Gunakan pencahayaan alami atau lampu putih yang cukup terang.
- Putar musik instrumental yang menenangkan atau gunakan earphone peredam suara.
- Siapkan air minum di dekat Anda untuk menjaga hidrasi dan fokus.
Lingkungan yang nyaman akan membantu Anda bekerja dengan lebih rileks, sehingga tetap bisa berpikir jernih bahkan saat deadline mendekat.
Menjaga Keseimbangan: Jangan Lupa Istirahat
Salah satu kesalahan paling umum ketika dikejar deadline adalah memaksa diri bekerja tanpa henti demi mengejar waktu. Padahal, otak manusia tidak dirancang untuk fokus terus-menerus selama berjam-jam tanpa jeda. Rasa lelah yang diabaikan justru dapat mengurangi kreativitas, memperlambat pengambilan keputusan, dan meningkatkan risiko kesalahan kecil yang berdampak besar. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa istirahat teratur dapat meningkatkan performa dan kapasitas berpikir otak. Salah satunya adalah studi berjudul “The Role of Rest in the Brain’s Ability to Consolidate Information” oleh Carskadon & Dement (2011), yang menunjukkan bahwa otak memerlukan jeda untuk mengonsolidasikan informasi dan memulihkan fungsi kognitif.
Penelitian lain oleh Alejandro Lleras dan Atsunori Ariga berjudul “Brief and Rare Mental ‘Breaks’ Keep You Focused: Deactivation and Reactivation of Task Goals Preempt Vigilance Decrements” (2011) menemukan bahwa istirahat singkat secara signifikan meningkatkan fokus dan ketepatan dalam menyelesaikan tugas monoton. Dengan kata lain, waktu istirahat (break time) bukanlah bentuk kemalasan, melainkan strategi penting untuk menjaga stamina mental dan fisik agar tetap prima. Ambil waktu 5–10 menit untuk:
- Berjalan santai di sekitar ruangan untuk melancarkan peredaran darah.
- Menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan untuk menenangkan pikiran.
- Melakukan peregangan ringan agar tubuh tidak kaku akibat duduk terlalu lama.
- Menutup mata sejenak untuk mengistirahatkan pandangan dari layar monitor.
Selain itu, pertimbangkan untuk menerapkan aturan kerja berirama, misalnya menggunakan teknik Pomodoro atau menetapkan jeda setelah menyelesaikan satu tugas besar. Dengan menjaga keseimbangan antara kerja dan istirahat, Anda memberi kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk pulih, memulihkan fokus, dan menjaga konsistensi performa. Seperti ditegaskan dalam studi “The Restorative Effects of Breaks on Attention: A Meta-Analytic Review” oleh Emily Hunter dan Cindy Wu (2016), jeda singkat yang dilakukan secara konsisten terbukti mampu meningkatkan fokus, kesejahteraan, dan produktivitas karyawan. Ingat, produktivitas sejati bukan tentang seberapa lama Anda bekerja, tetapi seberapa efektif Anda bisa menjaga energi dan fokus hingga pekerjaan benar-benar selesai.
Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Mengejar Deadline
Banyak orang terjebak dalam pola kerja yang justru menghambat produktivitas saat menghadapi tenggat waktu. Tekanan untuk segera menyelesaikan tugas sering kali membuat seseorang bekerja tanpa strategi yang jelas, sehingga hasilnya tidak maksimal dan stres semakin meningkat. Beberapa kesalahan yang paling umum dilakukan antara lain:
- Menunda pekerjaan hingga detik terakhir, lalu panik saat waktu hampir habis. Kebiasaan ini membuat Anda bekerja terburu-buru dan meningkatkan risiko kesalahan.
- Perfeksionisme berlebihan, yang membuat pekerjaan tak kunjung selesai karena terlalu fokus pada detail kecil dan takut hasil tidak sempurna.
- Tidak menetapkan prioritas, sehingga energi dan waktu habis untuk hal-hal yang sebenarnya tidak berdampak besar pada hasil akhir.
- Mengabaikan kesehatan, seperti kurang tidur, melewatkan waktu makan, atau duduk terlalu lama tanpa bergerak, yang akhirnya menurunkan performa fisik dan mental.
- Bekerja tanpa jeda, mengira bahwa semakin lama bekerja berarti semakin produktif, padahal otak justru membutuhkan waktu istirahat untuk berpikir lebih jernih.
Untuk menghindari hal-hal tersebut, terapkan prinsip sederhana namun efektif: “selesaikan dulu, sempurnakan kemudian.” Fokuslah pada kemajuan, bukan kesempurnaan. Dengan pola pikir ini, Anda akan lebih realistis dalam mengelola waktu, menjaga energi tetap stabil, dan menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang optimal tanpa kehilangan ketenangan.
Baca juga: Manfaat Employee Advocacy untuk Brand Awareness
Kesimpulan
Menjadi tenang dan produktif di tengah tekanan deadline bukanlah hal yang mustahil. Kuncinya adalah mengatur waktu dengan bijak, menjaga ketenangan pikiran, dan memahami batas diri. Dengan membuat prioritas yang jelas, memecah tugas besar menjadi langkah kecil, serta memberi waktu untuk istirahat, Anda dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu tanpa kehilangan keseimbangan hidup. Ketenangan adalah bentuk kendali diri tertinggi yang membantu Anda tetap fokus, efisien, dan menjaga kualitas hidup di tengah kesibukan.
Temukan Lowongan Pekerjaan Di MSBU Konsultan!
