whatsapp btn

Rekrutmen Konsultan IT Berbasis Crowdsourcing

Hastin Lia • 29 Desember 2023 - 3 Min min read | FRC, Hiring

Apakah Anda pernah mendengar isitilah Crowdsourcing? bagaimana jika metode ini diterapkan kedalam proses rekrutmen Konsultan IT? apa yang menjadi kelebihan serta kekurangannya? simak artikel berikut!

Rekrutmen

 

Apa itu Crowdsourcing?

Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Investopedia, Crowdsourcing diartikan sebagai metode yang digunakan untuk menampung banyak orang yang ingin melakukan sesuatu atau mencapai suatu tujuan.

Orang-orang yang bergabung di dalam crowdsourcing sebagian besar adalah pekerja lepas (freelancer). Dibeberapa kesempatan tak jarang ditemukan juga para individu ini bergabung untuk melakukan pekerjaan kolektif secara sukarela.

Pernahkah Anda melaporkan situasi lalu lintas di aplikasi Waze? Itu adalah salah satu contoh bentuk penggunaan crowdsourcing yang dilakukan secara sukarela oleh pengguna aplikasi tersebut.

Penerapan Crowdsourcing dalam Rekrutmen

Apakah metode crowdsourcing dapat diterapkan kedalam proses rekrutmen? terlebih untuk rekrutmen Konsultan IT yang mana kebutuhan IT selalu berkembang dan semakin kompleks seiring berjalannya waktu.

Bila melihat dari definisi crowdsourcing, maka tentu saja hal ini sangat mungkin untuk diterapkan! Namun, seberapa realistis kah penerapan ini?

Perkenalan Ekosistem FRC 

Rekrutmen

MSBU adalah perusahaan penyedia layanan Jasa Staffing Konsultan IT pertama di Indonesia yang telah menerapkan metode crowdsourcing dalam memenuhi permintaan-permintaan kebutuhan Konsultan IT di klien secara On-Demand.

Penerapan metode ini membentuk sebuah ekosistem yang disebut sebagai Freelance Recruiter Community (FRC). FRC memiliki 2 komponen utama yaitu FRC Network dan CV Repository.

FRC Network adalah jaringan para freelance tech recruiters yang tergabung didalam ekosistem. Sejak ditemukannya di tahun 2019, hingga Saat ini FRC Network memiliki lebih dari 200 member, dan hampir setenganya adalah member aktif.

Sedangkan CV Repository adalah infrastruktur pendukung aktivitas crowdsourcing FRC yang hingga saat ini telah mengumpulkan lebih dari 10,000 profil/CV kandidat IT dengan pertambahan yang cukup fantastis yaitu lebih dari 100 profil per minggu.

Baca juga: Keunikan MSBU Sebagai Penyedia Jasa Staffing Konsultan IT

Tantangan Crowdsourcing dalam Rekrutmen

1. Membership

Kepesertaan merupakan tantangan terbesar penerapan crowdsourcing dalam rekrutmen. Crowdsourcing dalam rekrutmen tidak sama dengan crowdsourcing yang diterapkan dalam contoh kasus aplikasi lalu lintas.

Dalam aplikasi tersebut, pengguna bersedia dengan sukarela membagikan informasi lalu lintas kepada pengguna lain karena didorong rasa kepedulian sosial untuk saling berbagi. Kepuasan sosial terjadi seketika informasi yang dibagikan dirasakan manfaatnya oleh banyak pengguna lain, terlebih apabila pengguna lain tersebut memberikan apresiasi balik.

Dalam rekrutmen, kita tidak bisa berasumsi bahwa kepedulian sosial yang sama akan terjadi, karena rekrutmen adalah kepentingan satu pihak, yaitu perusahaan.

Maka perusahaan wajib berbagi reward/insentif kepada para member atas bantuan yang didapat. Selain itu, member juga harus mendapat pengarahan yang jelas mengenai batas ruang lingkup aktivitas nya serta bagaimana aturan untuk mendapatkan reward/insentif tersebut.

2. Kualitas dan Kuantitas Rekrutmen

Kualitas output aktivitas crowdsourcing dalam rekrutmen memiliki kebergantungan pada faktor kepesertaan. Sebagai contoh, apabila tujuan rekrutmen perusahaan adalah menjaring kandidat-kandidat IT, maka yang seharusnya menjadi member crowdsourcing adalah para freelance tech recruiter bukan rekruter umum.

Sementara untuk kuantitas output, bergantung dari hal-hal yang dapat memacu frekuensi aktivitas crowdsourcicng oleh para member. Sebagai contoh, di ekosistem FRC MSBU untuk memacu frekuensi ini kami memberikan reward untuk para member yang paling aktif dalam kurun waktu per minggu, per bulan, per kuarter, per semester, dan per tahun.

3. Reward / Insetif

Reward/Insentif merupakan komponen yang wajib ada didalam aktivitas crowdsourcing rekrutmen. Tanpa hal ini, penerapan metode crowdsourcing tidak akan berjalan.

2 hal yang menjadi tantangan mengenai reward/insentif ini. Yang pertama adalah besarnya, yang kedua adalah frekuensi untuk mendapatkannya.

Tentu saja member akan lebih memilih reward/insentif yang bisa didapatkan dengan frekuensi yg lebih sering meskipun nomilanya terbilang tidak begitu signifikan, ketimbangan reward/insentif yang signifikan secara nominal namun frekuensinya sangat jarang dan harus melalui usaha yang tidak mudah.

Kesimpulan

Penerapaan metode crowdsourcing dalam rekrutmen tidak bisa disamakan dengan penerapannya dalam kasus-kasus sukarela berbasis kepedualian sosial. Perlu adanya dorongan reward/insentif dari perusahaan agar crowdsourcing dapat berjalan dan menghasilkan output kualitas serta kuantitas yang baik.

Namun, dengan rancangan strategi yang matang serta willingness dari perusahaan untuk berbagi insentif, crowdsourcing terbilang sangat potensial untuk membuat proses rekrutmen menjadi lebih scalable dan timely.

 

Apabila anda tertarik untuk bergabung dengan FRC, kunjungi halaman berikut: FRC Member Registration

Bagikan Artikel Ini

Berlangganan newsletter kami!

Artikel Lainnya