Blog MSBU | Tips & Insight Dunia IT Recruitment

Mengukur Dampak Mentoring terhadap Pertumbuhan Karir Mu

Written by Nur Rachmi Latifa | 22 Jul 2025

Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, mentoring menjadi salah satu strategi penting yang dapat mempercepat pertumbuhan karier seseorang. Mentoring bukan sekadar hubungan antara senior dan junior, melainkan proses pembelajaran dua arah yang mendorong pengembangan keterampilan, wawasan, dan kepercayaan diri secara signifikan. Menurut studi dari Harvard Business Review, karyawan yang memiliki mentor terbukti lima kali lebih mungkin untuk mendapatkan promosi dibandingkan mereka yang tidak. Hal ini menunjukkan bahwa mentoring memiliki dampak nyata terhadap pertumbuhan karier, baik dari sisi peningkatan performa kerja maupun pengembangan profesional jangka panjang.

Definisi Mentoring dan Cara Kerjanya

Mentoring dalam konteks karier adalah proses bimbingan yang terjadi antara seseorang yang lebih berpengalaman (mentor) dengan individu yang ingin belajar dan berkembang (mentee). Tujuannya adalah membantu mentee mencapai potensi terbaiknya melalui transfer pengetahuan, panduan praktis, dan dukungan emosional. Mentoring bukan hanya soal memberi nasihat, tetapi juga menciptakan ruang aman untuk berdiskusi tentang tantangan, ambisi, dan tujuan profesional.

Ada beberapa jenis mentoring yang umum ditemukan di dunia kerja. Mentoring formal biasanya dijalankan sebagai bagian dari program perusahaan, dengan struktur dan tujuan yang jelas. Mentoring informal terjadi secara alami, misalnya ketika seorang senior secara sukarela membimbing juniornya tanpa kerangka resmi. Sementara itu, peer mentoring melibatkan rekan sejawat yang saling belajar dan bertukar perspektif, dan semakin populer di lingkungan kerja kolaboratif.

Hubungan antara mentor dan mentee idealnya bersifat saling percaya dan terbuka. Seorang mentor yang baik akan mendengarkan lebih dulu sebelum memberi arahan, sementara mentee yang aktif akan berani bertanya dan reflektif terhadap umpan balik yang diberikan. Ketika hubungan ini terbangun dengan sehat, mentoring menjadi alat yang sangat efektif dalam mendukung perkembangan profesional secara berkelanjutan.

Baca juga: Perbedaan Mentoring dan Coaching: Mana yang Kamu Butuhkan?

Mengapa Penting Mengukur Dampak Mentoring?

Mengukur dampak mentoring sangat penting karena mentoring bukan sekadar hubungan interpersonal, tetapi sebuah proses pengembangan yang seharusnya menghasilkan perubahan nyata dalam pertumbuhan karier seseorang. Tanpa metrik yang jelas, sulit untuk menilai apakah mentoring benar-benar memberikan nilai tambah atau hanya menjadi rutinitas tanpa arah. 

Dengan mengukur dampak mentoring, misalnya melalui peningkatan performa kerja, pencapaian target karier, atau pengembangan soft skill—organisasi dan individu bisa mengevaluasi efektivitas proses mentoring secara objektif dan terus melakukan perbaikan yang dibutuhkan.

Indikator Kunci dalam Mengukur Dampak Mentoring terhadap Pertumbuhan Karier

Untuk benar-benar memahami seberapa besar pengaruh mentoring terhadap pertumbuhan karier, kita perlu melihat indikator-indikator konkret yang bisa diukur. Berikut ini adalah empat indikator kunci yang sering digunakan dalam mengukur dampak mentoring terhadap perkembangan profesional seseorang:

  • Kenaikan jabatan atau gaji
    Salah satu indikator paling jelas dari efektivitas mentoring adalah adanya peningkatan jabatan atau gaji dalam kurun waktu tertentu. Mentor yang tepat mampu membantu mentee memahami jalur karier yang logis, menyusun strategi pencapaian, dan mempersiapkan diri untuk promosi. Jika setelah menjalani proses mentoring seseorang mendapatkan posisi baru atau kenaikan pendapatan, hal ini bisa menjadi bukti nyata bahwa mentoring memberi dampak langsung terhadap pertumbuhan karier.
  • Peningkatan skill atau kompetensi
    Mentoring yang efektif juga terlihat dari kemajuan skill dan kompetensi mentee. Seorang mentor dapat mengarahkan mentee pada pelatihan, pengalaman, atau proyek yang relevan dengan tujuan pengembangan dirinya. Misalnya, mentee menjadi lebih mahir dalam public speaking, manajemen tim, atau pengambilan keputusan strategis. Kemajuan ini bisa dinilai melalui penilaian kinerja, feedback dari atasan, atau hasil kerja yang lebih berkualitas.
  • Kepercayaan diri dan kepemimpinan
    Mentoring tidak hanya membentuk kemampuan teknis, tetapi juga memberikan dorongan moral dan membangun kepercayaan diri. Mentee yang semula ragu atau pasif bisa berubah menjadi individu yang berani mengambil inisiatif dan tampil sebagai pemimpin di timnya. Mentor yang suportif biasanya mendorong mentee untuk melihat potensinya sendiri dan menantang zona nyamannya, sehingga kepercayaan diri dan kualitas kepemimpinan berkembang seiring waktu.

  • Perluasan jaringan profesional
    Mentor sering kali membuka akses ke lingkungan atau jaringan baru yang sebelumnya tidak terjangkau oleh mentee. Dari perkenalan dengan profesional lain, rekomendasi untuk mengikuti forum atau event tertentu, hingga peluang kolaborasi strategis, semua ini memperluas koneksi mentee dan menciptakan potensi karier yang lebih besar. Jaringan yang kuat terbukti menjadi salah satu modal penting dalam mempercepat pertumbuhan karier, dan mentoring adalah salah satu jalur terbaik untuk mencapainya.

Cara Praktis Mengukur Dampak Mentoring Secara Kuantitatif dan Kualitatif

Mengukur dampak mentoring secara efektif membutuhkan pendekatan yang mencakup evaluasi dari kedua sisi, baik kuantitatif maupun kualitatif. Salah satu cara praktis yang dapat dilakukan adalah melalui self-assessment dan feedback rutin. Mentee bisa diminta untuk merefleksikan perkembangan dirinya setelah setiap sesi, sementara mentor memberikan penilaian dari perspektif eksternal. Proses ini membantu melihat perubahan yang dirasakan dan mengidentifikasi area yang masih perlu ditingkatkan, menjadikan mentoring lebih terarah dan bermakna.

Selain itu, penting untuk melakukan penilaian berbasis target awal yang telah disepakati antara mentor dan mentee di awal program. Misalnya, jika tujuannya adalah meningkatkan kemampuan presentasi atau memperluas koneksi profesional, maka setiap pencapaian bisa dilacak dan diukur sesuai indikator yang telah ditetapkan. Studi kasus atau contoh nyata juga menjadi bukti kualitatif yang kuat—cerita sukses mentee dalam mengatasi tantangan, mendapatkan promosi, atau menemukan peluang baru menjadi cerminan langsung dari keberhasilan proses mentoring.

Untuk mempermudah pelacakan kemajuan, saat ini tersedia berbagai tools digital yang bisa digunakan, mulai dari aplikasi mentoring management hingga sistem HR yang memiliki fitur pengukuran perkembangan individu. Tools ini memungkinkan mengukur dampak mentoring secara objektif dan terstruktur, seperti menyimpan catatan sesi, mengelola goal setting, hingga mengumpulkan feedback otomatis. Dengan kombinasi pendekatan manual dan digital, hasil mentoring tidak lagi bersifat asumtif, tapi dapat dibuktikan secara nyata dan berkelanjutan.

Kesalahan Umum dalam Evaluasi Program Mentoring

Agar program mentoring benar-benar memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan karier, evaluasinya pun harus dilakukan dengan tepat. Sayangnya, masih banyak organisasi atau individu yang melakukan kesalahan umum dalam proses evaluasi mentoring. Berikut adalah beberapa kesalahan yang perlu dihindari:

  • Tidak menetapkan tujuan di awal
    Salah satu kesalahan paling mendasar adalah memulai mentoring tanpa tujuan yang jelas. Tanpa arah yang spesifik, baik mentor maupun mentee akan kesulitan mengukur pencapaian atau menentukan apakah proses mentoring berjalan efektif. Tujuan awal berfungsi sebagai panduan dan indikator keberhasilan, sehingga sangat penting untuk dirumuskan sejak awal kerja sama.
  • Mengabaikan feedback
    Feedback, baik dari mentor maupun mentee, sering kali diabaikan atau dianggap tidak penting. Padahal, umpan balik adalah komponen kunci untuk memahami dinamika mentoring dan menyesuaikan pendekatan jika diperlukan. Dengan terbuka terhadap feedback, program mentoring bisa menjadi lebih adaptif dan relevan dengan kebutuhan masing-masing pihak.
  • Fokus hanya pada hasil jangka pendek
    Terlalu fokus pada hasil instan seperti promosi atau kenaikan gaji bisa membuat mentoring kehilangan nilai jangka panjangnya. Pertumbuhan karier yang sejati sering kali memerlukan waktu dan proses bertahap, seperti peningkatan soft skill atau perubahan mindset. Evaluasi seharusnya mencakup dampak jangka panjang, bukan sekadar hasil cepat yang mudah terlihat.

  • Tidak melakukan evaluasi secara berkala
    Kesalahan lain yang umum terjadi adalah tidak melakukan evaluasi secara berkala. Mentoring yang hanya dievaluasi di akhir program berisiko melewatkan peluang perbaikan di tengah jalan. Evaluasi rutin, misalnya setiap bulan atau setelah beberapa sesi, dapat membantu memantau progres, mengidentifikasi hambatan, dan menyempurnakan proses mentoring secara berkesinambungan.

Tips Memulai dan Memaksimalkan Program Mentoring

Memulai program mentoring yang efektif tidak hanya soal menemukan mentor, tetapi juga bagaimana menjalaninya dengan komitmen dan arah yang jelas. Berikut beberapa tips praktis agar proses mentoring benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan karirmu:

  • Cara mencari mentor yang tepat
    Langkah pertama yang krusial adalah menemukan mentor yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pengembangan dirimu. Pilih seseorang yang memiliki pengalaman relevan, nilai yang sejalan, dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing. Mentor yang tepat tidak harus paling senior, tapi mampu memberikan wawasan, dorongan, dan perspektif yang membangun.
  • Menentukan tujuan yang spesifik
    Sebelum memulai proses mentoring, penting untuk menetapkan tujuan yang konkret dan terukur. Misalnya, ingin meningkatkan kemampuan presentasi, memperluas jaringan, atau mempersiapkan diri untuk promosi. Tujuan ini akan menjadi kompas arah diskusi dan tolok ukur keberhasilan program mentoring.
  • Menjaga komunikasi dan konsistensi
    Hubungan mentoring yang berhasil dibangun di atas komunikasi yang terbuka dan konsisten. Jadwalkan pertemuan rutin, sampaikan perkembangan atau tantangan secara jujur, dan pastikan keduanya saling mendengarkan. Konsistensi dalam komunikasi menciptakan kedekatan dan rasa saling percaya yang memperkuat proses mentoring.
  • Melakukan refleksi secara berkala
    Agar mentoring tidak berjalan tanpa arah, lakukan refleksi berkala terhadap apa yang sudah dipelajari dan bagaimana perubahannya terhadap dirimu. Refleksi membantu mengevaluasi progres, menyesuaikan strategi, dan memberi ruang untuk memperdalam pembelajaran. Ini juga mendorong kesadaran diri yang lebih tinggi dalam perjalanan karirmu.

Baca juga: 5 Cara Menemukan Mentor yang Tepat untuk Perjalanan Profesionalmu

Kesimpulan

Mentoring bukan hanya tentang memiliki sosok yang membimbing, tapi tentang bagaimana proses tersebut mendorong pertumbuhan karier secara nyata. Sudah saatnya kita melihat mentoring sebagai bagian dari strategi pengembangan diri yang terukur, bukan sekadar hubungan informal. Dengan mengukur dampak mentoring, kita bisa memahami progres karier secara lebih jelas, mengenali area yang perlu ditingkatkan, dan membuat keputusan yang lebih tepat untuk masa depan profesional kita. Jadi, jika kamu sudah punya mentor tapi belum pernah mengevaluasi dampaknya, inilah saat terbaik untuk mulai. 

Temukan Lowongan Pekerjaan Di MSBU Konsultan!