Cost Per Hire: Cara Menghitung Biaya Sebenarnya dari Rekrutmen Anda
Read Time 5 mins | 29 Okt 2025 | Written by: Nur Rachmi Latifa

Banyak perusahaan berinvestasi besar dalam rekrutmen tanpa benar-benar tahu berapa biaya riil yang dikeluarkan untuk setiap karyawan baru. Padahal, di balik setiap proses pencarian dan penempatan kandidat, terdapat berbagai komponen biaya yang sering kali tersembunyi dan tidak tercatat secara detail. Di sinilah pentingnya memahami Cost Per Hire (CPH) — sebuah metrik yang mengukur efisiensi proses rekrutmen dan membantu bisnis menekan pengeluaran tanpa menurunkan kualitas kandidat. Dengan mengetahui angka ini secara akurat, perusahaan dapat mengevaluasi strategi perekrutannya, mengoptimalkan sumber daya, dan memastikan setiap langkah rekrutmen memberikan hasil terbaik bagi organisasi.
Apa Itu Cost Per Hire?
Cost Per Hire (CPH) adalah metrik penting dalam dunia HR yang digunakan untuk menghitung total biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam merekrut satu karyawan baru. Angka ini memberikan gambaran menyeluruh tentang seberapa efisien proses rekrutmen yang dijalankan perusahaan, baik dari sisi waktu maupun pengeluaran. Dengan memahami CPH, perusahaan dapat menilai efektivitas strategi perekrutan, membandingkan hasil antar departemen, dan mengidentifikasi area di mana penghematan bisa dilakukan tanpa menurunkan kualitas kandidat. Secara umum, Cost Per Hire terdiri dari dua kategori besar:
- Biaya internal, yang meliputi gaji dan waktu kerja tim HR, biaya penggunaan software rekrutmen seperti Applicant Tracking System (ATS), serta waktu manajer yang dialokasikan untuk proses wawancara dan penilaian kandidat.
- Biaya eksternal, seperti pengeluaran untuk iklan lowongan kerja, biaya agensi atau vendor perekrutan, tes psikologi, serta partisipasi dalam event karier atau job fair.
Metrik ini tidak hanya membantu HR memahami efisiensi operasional, tetapi juga menjadi alat strategis bagi manajemen untuk memastikan bahwa setiap investasi dalam rekrutmen memberikan nilai nyata terhadap pertumbuhan organisasi.
Baca juga: Strategi Rekrutmen Menghadapi Tantangan High Turnover
Mengapa Menghitung Cost Per Hire Itu Penting?
Menghitung Cost Per Hire (CPH) bukan sekadar mengetahui besarnya angka yang dikeluarkan, tetapi memahami sejauh mana proses rekrutmen berjalan secara efisien dan memberikan hasil yang sepadan. Tanpa data yang jelas, perusahaan berisiko mengeluarkan biaya besar untuk proses yang sebenarnya tidak efektif. Dengan menghitung CPH secara konsisten, tim HR dapat menilai sumber rekrutmen mana yang paling hemat biaya, saluran mana yang paling produktif, serta strategi mana yang justru memboroskan anggaran tanpa memberikan nilai tambah.
Lebih dari itu, CPH menjadi alat penting bagi manajemen dalam perencanaan anggaran SDM dan pengambilan keputusan berbasis data. Metrik ini membantu perusahaan mengukur return on investment (ROI) dari setiap aktivitas rekrutmen — mulai dari penggunaan job portal, jasa outsourcing, hingga program referral internal. Dengan pemahaman yang akurat, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar berkontribusi pada peningkatan kualitas tim, produktivitas kerja, dan pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Komponen yang Mempengaruhi Cost Per Hire
Untuk memahami Cost Per Hire (CPH) secara akurat, perusahaan perlu mengetahui komponen apa saja yang membentuk total biaya rekrutmen. Setiap proses, mulai dari pencarian hingga penempatan karyawan baru, memiliki kontribusi tersendiri terhadap besarnya pengeluaran. Dengan memahami elemen-elemen ini, tim HR dapat mengidentifikasi area mana yang paling banyak menyerap anggaran dan menemukan peluang untuk melakukan efisiensi. Beberapa faktor utama yang menentukan besar kecilnya biaya rekrutmen antara lain:
- Biaya internal: mencakup gaji tim HR, biaya langganan software Applicant Tracking System (ATS), serta waktu yang dihabiskan manajer dan staf untuk melakukan wawancara.
- Biaya eksternal: meliputi biaya pemasangan iklan lowongan, kerja sama dengan vendor rekrutmen, atau penggunaan jasa headhunter untuk posisi strategis.
- Biaya tersembunyi: sering kali luput dari perhatian, seperti hilangnya produktivitas karena posisi kosong terlalu lama, biaya pelatihan awal karyawan baru, hingga risiko turnover dini yang memaksa perusahaan mengulang proses rekrutmen dari awal.
Banyak perusahaan tidak menyadari bahwa komponen terakhir inilah yang paling berpengaruh terhadap total Cost Per Hire. Jika tidak dikendalikan, biaya tersembunyi dapat membuat anggaran membengkak secara signifikan tanpa terlihat jelas di laporan keuangan. Oleh karena itu, memahami dan memantau setiap komponen biaya rekrutmen adalah langkah pertama untuk membangun strategi rekrutmen yang lebih hemat dan efektif.
Rumus Dasar Menghitung Cost Per Hire
Secara sederhana, rumus CPH dapat dihitung dengan:

Sebagai contoh, jika perusahaan mengeluarkan total Rp100 juta untuk merekrut 10 orang, maka Cost Per Hire = Rp10 juta per karyawan. Angka ini bisa menjadi acuan untuk menilai apakah biaya rekrutmen masih efisien atau perlu dioptimalkan.
Cara Menekan Cost Per Hire Tanpa Mengorbankan Kualitas
Menekan biaya rekrutmen tidak berarti harus menurunkan standar kualitas kandidat. Justru dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat merekrut lebih efisien sekaligus tetap mendapatkan talenta terbaik. Kuncinya terletak pada optimalisasi proses, pemanfaatan teknologi, dan pengelolaan sumber daya yang cerdas. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan Cost Per Hire tanpa mengorbankan kualitas rekrutmen:
- Gunakan teknologi rekrutmen – seperti Applicant Tracking System (ATS) untuk mempercepat proses seleksi, mengelola lamaran secara otomatis, dan meminimalkan human error dalam tahap administrasi.
- Bangun employer branding yang kuat – reputasi perusahaan yang positif akan menarik kandidat berkualitas datang secara organik tanpa perlu biaya promosi besar.
- Kembangkan talent pool internal – dengan database kandidat yang telah diseleksi sebelumnya, perusahaan dapat mengisi posisi baru lebih cepat dan murah dibanding memulai dari nol.
- Pertimbangkan outsourcing IT atau staffing partner – model seperti yang ditawarkan MSBU Konsultan terbukti mampu menekan biaya, mempercepat penempatan, dan menjaga kualitas talenta berkat proses seleksi yang terstandarisasi.
- Evaluasi rutin data rekrutmen – analisis sumber kandidat, tingkat keberhasilan perekrutan, dan efektivitas saluran rekrutmen untuk memastikan setiap pengeluaran memberikan hasil maksimal.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan tidak hanya menurunkan Cost Per Hire, tetapi juga membangun sistem rekrutmen yang lebih modern, terukur, dan berkelanjutan. Strategi yang berbasis data dan kolaboratif seperti ini akan membantu tim HR berperan lebih strategis dalam mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Kesalahan Umum dalam Menghitung Cost Per Hire
Salah satu kesalahan paling umum dalam menghitung Cost Per Hire adalah hanya memasukkan biaya langsung seperti iklan lowongan atau honor recruiter, tanpa memperhitungkan biaya tidak langsung. Padahal, waktu yang dihabiskan tim HR untuk wawancara, proses administrasi, hingga pelatihan awal karyawan baru juga merupakan bagian dari total pengeluaran rekrutmen. Mengabaikan elemen-elemen ini membuat hasil perhitungan menjadi tidak realistis dan cenderung menurunkan akurasi evaluasi efisiensi rekrutmen.
Kesalahan lainnya adalah tidak membedakan perhitungan antara posisi junior dan senior, padahal kedua kategori tersebut memiliki struktur biaya yang sangat berbeda. Selain itu, banyak perusahaan tidak memperbarui perhitungan Cost Per Hire secara berkala, sehingga data yang digunakan menjadi usang dan tidak mencerminkan kondisi terkini. Akibatnya, strategi rekrutmen sulit diukur efektivitasnya dan keputusan bisnis yang diambil pun tidak berdasarkan data yang valid.
Baca juga: Teknik Menyusun Interview Guide untuk Rekrutmen di Bidang IT
Kesimpulan
Cost Per Hire adalah alat ukur penting untuk menilai efisiensi dan efektivitas proses rekrutmen. Dengan memahami dan mengoptimalkannya, perusahaan dapat menekan biaya, mempercepat waktu rekrutmen, dan memastikan setiap kandidat yang direkrut memberikan nilai tambah bagi organisasi. Di era bisnis yang kompetitif, memahami CPH bukan sekadar praktik HR modern, tetapi langkah strategis menuju rekrutmen yang cerdas dan berkelanjutan.
Anda bisa mengunjungi MSBU Konsultan!, layanan IT staffing dan rekrutmen yang dapat membantu perusahaan Anda menemukan kandidat terbaik dengan lebih aman dan efisien.
